Permintaan pesawat komersial baru dari China diperkirakan mencapai 8.485 unit hingga 20 tahun ke depan, seiring dengan pesatnya perkembangan pasar kargo udara di negara ini, yang disokong oleh sektor e-commerce yang terus meningkat.
Beijing, China (Xinhua) – Pertumbuhan ekonomi China akan mendorong pertumbuhan transportasi udara sipilnya dan mendongkrak permintaan hingga 8.485 pesawat komersial baru dalam 20 tahun ke depan, urai prediksi pasar terbaru Boeing yang dirilis di Beijing pada Kamis (27/10).
Permintaan pesawat komersial baru dari pasar China ini diperkirakan mencapai nilai sekitar 1,5 triliun dolar AS, sebut Prospek Pasar Komersial Boeing 2022 untuk China.
Pesawat-pesawat komersial baru tersebut akan mencakup pesawat penumpang maupun pesawat kargo.
Selama dua dekade ke depan, lebih dari seperlima pengiriman pesawat komersial baru global akan melayani pasar penerbangan sipil China, lanjut perkiraan itu.
Boeing memprediksikan bahwa armada pesawat komersial China akan meningkat lebih dari dua kali lipat dalam kurun 20 tahun karena permintaan perjalanan udara dan kargo udara akan terus naik.
Pasar kargo udara yang sedang berkembang pesat di China, yang disokong oleh sektor e-commerce yang terus meningkat, diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan armada pesawat kargo hingga mencapai lebih dari 800 pesawat hingga 2041, papar prediksi itu.
Pendapatan Boeing
Pada pada Rabu (26/10) produsen pesawat Amerika Serikat Boeing Company melaporkan pendapatan operasional yang lebih lemah dari perkiraan untuk kuartal ketiga (Q3) 2022 dengan kerugian besar di sektor pertahanan, antariksa, dan keamanan yang menyebabkan penurunan kinerja secara keseluruhan.
Pada Q3, Boeing melaporkan kerugian bersih sebesar 3,3 miliar dolar AS, melonjak dari kerugian sebesar 132 juta dolar pada periode yang sama tahun lalu. Kerugian per saham yang disesuaikan mencapai 6,18 dolar, sementara estimasi laba yang disesuaikan adalah 0,07 dolar per saham.
Sektor pertahanan, antariksa, dan keamanan saja mencatatkan kerugian sebesar 2,798 miliar dolar dari kegiatan operasional pada kuartal ketiga dengan margin operasi negatif 52,7 persen.
Kerugian tak terduga ini terutama disebabkan oleh program-program pengembangan harga tetap tertentu, didorong oleh perkiraan biaya produksi dan rantai pasokan yang lebih tinggi, serta sejumlah tantangan teknis, menurut pernyataan yang dirilis Boeing.
Sementara itu, Boeing melaporkan pendapatan sebesar 15,95 miliar dolar pada Q3, naik 4 persen secara tahunan (year on year/yoy), tetapi lebih rendah dari ekspektasi pasar yaitu 17,76 miliar dolar.
“Kami tetap berada di lingkungan yang menantang dan ke depannya masih harus berusaha untuk mendorong stabilitas, meningkatkan kinerja, dan memastikan bahwa kami memenuhi komitmen secara konsisten,” kata Presiden sekaligus CEO Boeing Dave Calhoun.
Boeing mencatat arus kas operasional sebesar 3,19 miliar dolar dan masih mengharapkan arus kas bebas positif pada 2022. Sebagai pembanding, arus kas operasional pada Q3 2021 tercatat di angka negatif 262 juta dolar.
Pada kuartal ketiga 2022, Boeing mengirim 112 pesawat komersial, naik dari 85 unit pada periode yang sama di tahun 2021, tetapi di bawah ekspektasi pasar untuk Q3 yaitu 120 unit.
*1 dolar AS = 15.596 rupiah
Laporan: Redaksi