Banner

BMKG: Waspadai potensi cuaca ekstrem sepekan ke depan

Sejumlah nelayan membawa jaring ikan di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, pada 15 April 2022. (Xinhua/Veri Sanovri)

Potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang diprediksi akan terjadi selama periode 9-15 Oktober di 34 provinsi kecuali Sumatra Barat dan Nusa Tenggara Timur.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati pada Sabtu (8/10) meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan.

“Berdasarkan analisis terkini bahwa kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan,” ujar Kepala BMKG dalam pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Ahad.

Menurut Dwikorita, untuk periode 9-15 Oktober mendatang BMKG memprediksi potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang akan terjadi di 34 provinsi kecuali Sumatra Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Sementara itu, untuk periode 8-10 Oktober, berdasarkan prakiraan berbasis dampak, wilayah yang berpotensi terdampak hujan lebat dengan kategori siaga dan perlu diwaspadai adalah sebagian wilayah Aceh, sebagian wilayah Banten dan sebagian wilayah DKI Jakarta.

Daerah lain yang juga perlu diwaspadai adalah sebagian wilayah Jawa Barat, sebagian wilayah Jawa Tengah, sebagian wilayah Jawa Timur, sebagian wilayah Kalimantan Barat, dan sebagian wilayah Sulawesi Tengah.

Potensi gelombang tinggi juga akan terjadi di wilayah perairan Indonesia, kata Dwikorita, seraya menjelaskan, pada periode 8-14 Oktober 2022 gelombang tinggi 1,5 hingga empat meter berpotensi terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue dan Kepulauan Mentawai.

Potensi gelombang tinggi juga akan terjadi di perairan Pulau Enggano – Bengkulu, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Timur.

Selat Bali – Lombok – Alas bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, perairan selatan Bali hingga Pulau Sumba, Samudra Hindia selatan Banten hingga Pulau Sumba, dan Laut Natuna juga akan berpotensi mengalami gelombang tinggi.

Lebih lanjut, Dwikorita meminta pihak-pihak terkait untuk melakukan persiapan dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem, antara lain, memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air yang siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

Dia juga mengimbau para pihak terkait untuk melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.

Kepala BMKG juga mengharapkan pihak-pihak terkait untuk melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.

Dia juga meminta agar sosialisasi, edukasi, dan literasi kepada masyarakat dilakukan secara lebih masif guna meningkatkan pemahaman dan kepedulian terkait upaya pencegahan atau pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).

Peningkatan kegiatan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antarpihak terkait kesiapsiagaan dan antisipasi bencana hidrometeorologi, juga termasuk dalam imbauan BMKG.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan