Banner

COVID-19 – Penelitian: Komponen bergamottin dalam jeruk hambat infeksi virus

Grapefruit atau jeruk Bali mengandung banyak bergamottin atau senyawa furanocoumarin yang berpotensi menghambat infeksi COVID-19 tipe liar serta varian Alpha dan Beta. (ExplorerBob from Pixabay)

Kerusakan paru-paru dan penurunan berat badan yang disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2 juga berkurang setelah pengobatan dengan bergamottin.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Penelitian oleh para peneliti dari Institut Virologi Wuhan di bawah naungan Chinese Academy of Sciences (CAS) atau Akademi Ilmu Pengetahuan China baru-baru ini memberikan bukti eksperimental bahwa bergamottin, salah satu komponen bioaktif alami dalam buah jeruk bisa menjadi penghambat potensial infeksi virus SARS-CoV-2 (COVID -19) di sel manusia dan hamster Suriah atau golden Syrian.

Penelitian itu menemukan bahwa bergamottin dapat menghambat infeksi COVID-19 tipe liar dan dua varian yang sedang berkembang, yakni Alpha dan Beta, menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Antiviral Research tersebut.

Komponen buah tersebut dapat mengganggu beberapa tahap siklus hidup virus dengan memblokir masuknya virus SARS-CoV-2 ke dalam sel inang, khususnya dengan memblokir fusi membran yang dimediasi protein lonjakan (spike) dan mengurangi sintesis RNA virus, urai penelitian itu.

bergamottin jeruk covid-19
Ilustrasi. Uji coba pada hewan menemukan bahwa pemberian bergamottin secara oral ke hamster Suriah dengan dosis 50 mg/kg dan 75 mg/kg mengurangi kadar virus COVID-19 di tulang hidung dan jaringan paru-paru mereka. (iStock by Getty Images)

Uji coba pada hewan menemukan bahwa pemberian bergamottin secara oral ke hamster Suriah dengan dosis 50 mg/kg dan 75 mg/kg mengurangi kadar virus COVID-19 di tulang hidung dan jaringan paru-paru mereka. 

Kerusakan paru-paru dan penurunan berat badan yang disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2 juga berkurang setelah pengobatan tersebut.

Bergamottin adalah senyawa furanocoumarin yang berasal dari jeruk Bali (grapefruit) dan juga merupakan inhibitor sitokrom P450 yang telah dikenal luas.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa senyawa ini memiliki sifat anti-oksidatif, anti-inflamasi, dan anti-kanker yang kuat baik secara in vitro (di luar tubuh) maupun in vivo (di dalam tubuh). 

Bergamottin telah terbukti menunjukkan efek anti-kanker pada berbagai kanker manusia, termasuk leukemia myelogenous kronis, multiple myeloma, kanker kulit dan kanker payudara. 

Senyawa buah alami ini menawarkan berbagai kemungkinan penggunaan klinis dalam melawan infeksi COVID-19 dan berpotensi digunakan dalam kombinasi dengan obat lain untuk meningkatkan kemanjuran efek antivirus, menurut penelitian terbaru itu. 

Selain jeruk Bali, senyawa furanocoumarin juga bisa ditemukan dalam buah pomelos, yakni hibrida antara jeruk dan buah Asia yang disebut Citrus maxima, jeruk Sevilla (digunakan dalam selai jeruk) dan limau atau jeruk nipis. Namun, Buah-buahan ini belum diteliti sebanyak jeruk Bali sehingga belum diketahui pasti apakah mereka memiliki tingkat senyawa dan manfaat yang sama.

Sumber: Xinhua dengan pengayaan dari berbagai sumber

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan