Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) – Tas punggung atau ransel (backpack) anak sekolah masa kini dirancang untuk membawa beban berat.
Dengan rancangan yang lebih modern, anak-anak mengisi ransel mereka dengan buku pelajaran, buku catatan, tugas sekolah, gadget, bekal makan siang, makanan ringan, botol air, dan apa saja yang berguna.
Semodern-nya tas ransel dirancang, sejumlah besar orangtua tetap cemas terhadap kesehatan anak-anak mereka yang hampir setiap hari memanggul beban berat di punggung mereka.
Penelitian baru tentang ransel
Dalam beberapa tahun terakhir, keamanan ransel telah menjadi isu hangat.
Para orangtua yang peduli telah melobi sekolah untuk mengurangi pekerjaan rumah, dan beberapa sekolah bahkan mulai mengeluarkan buku pelajaran rangkap — satu untuk rumah, satu untuk sekolah.
Tapi, apakah tas ransel benar-benar berbahaya?
Sebuah penelitian menunjukkan beberapa kekhawatiran yang mungkin tak perlu. Beban buku yang berat bisa menjadi besar dan tidak nyaman, tetapi, menurut penelitian tersebut, ini tidak akan membebani punggung anak-anak.
Para peneliti dari University of Michigan Health System, AS meminta 184 anak sekolah dasar dan sekolah menengah untuk menjelaskan penggunaan ransel mereka dan membuat daftar masalah apa pun dengan sakit punggung.
Di kemudian hari, para peneliti menimbang berat anak-anak dan ransel mereka. Lebih dari sepertiga siswa mengeluh sakit punggung, tetapi, rata-rata, ransel mereka tidak lebih berat dari ransel yang dibawa oleh anak-anak yang bebas dari rasa sakit.
Para peneliti menyimpulkan bahwa ransel mungkin telah mendapatkan reputasi buruk.
“Mungkin, untuk anak-anak yang mengalami sakit punggung, memakai tas punggung bisa membuat rasa sakit yang berkelanjutan menjadi lebih tidak nyaman,” kata pemimpin peneliti Andrew Haig, MD, dalam rilis berita University of Michigan Health System. “Tapi tidak ada bukti bahwa ransel menyebabkan sesuatu yang lebih dari ketidaknyamanan yang hanya sementara.”
Haig berspekulasi bahwa tingginya tingkat nyeri punggung mungkin lebih berkaitan dengan berat anak-anak daripada berat ransel.
Siswa sekolah menengah tiga kali lebih mungkin dibandingkan siswa sekolah dasar untuk mengeluhkan sakit punggung, dan anak-anak yang lebih tua juga jauh lebih mungkin untuk kelebihan berat badan dan tidak aktif.
“Terus terang, saya pikir itu mungkin lebih merupakan faktor sakit punggung daripada ransel,” kata Haig.
Namun, tak ada yang menyangkal bahwa anak-anak saat ini dipaksa untuk membawa beban yang berlebihan.
Peneliti Universitas Michigan menemukan bahwa rata-rata siswa sekolah menengah membawa sekitar 11 persen dari berat badan mereka.
Survei oleh Lynn White, asisten profesor penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Northeast Ohio, AS, terhadap sekolah menengah dan sekolah dasar terdekat, menemukan bahwa tas rata-rata memiliki bobot hampir 14 pon (sekitar 6,3 kilogram), atau kira-kira 15 persen dari berat rata-rata siswa.
Dua puluh tiga persen dari anak-anak membawa tas yang setidaknya 20 persen dari berat badan mereka sendiri. “Itu seperti orang dewasa yang membawa kulkas kecil di punggung mereka,” kata White.
Meringankan beban
Mungkin tidak ada bukti kuat bahwa ransel berat secara teratur menyebabkan sakit punggung, tetapi anak-anak masih memiliki alasan untuk mengeluh.
White percaya orang tua harus bekerja dengan guru untuk meringankan beban anak-anak mereka, sakit punggung atau tidak.
The American Occupational Therapy Association merekomendasikan untuk membatasi berat ransel tidak lebih dari 15 persen dari berat anak.
Anak-anak juga harus selalu memakai kedua tali bahu tas untuk menghindari terlalu banyak beban di satu sisi, yang menyebabkan menyebabkan mereka bersandar sehingga bisa menimbulkan rasa sakit.
Beberapa guru dapat dibujuk untuk memberikan pekerjaan rumah secara bergantian. Misalnya, matematika pada pekan pertama, lalu pelajaran sosial di pekan berikutnya, dan seterusnya.
Namun, langkah paling penting ditentukan di rumah, kata White. Orangtua harus memeriksa tas anak-anak mereka secara teratur untuk memastikan mereka tidak diisi dengan beban tambahan yang tak berguna.
Orangtua juga harus mendorong anak-anak mereka untuk berpikir hati-hati tentang apa yang benar-benar perlu mereka bawa pulang. Terlalu banyak anak-anak mengisi ransel mereka karena kebiasaan, katanya.
Orangtua juga harus mewaspadai potensi bahaya ransel lainnya. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics, peneliti mengidentifikasi 247 anak-anak yang mengalami cedera serius terkait ransel, seperti keseleo, otot tegang, dan patah tulang.
Beberapa anak bahkan melukai diri mereka sendiri saat mengenakan ransel mereka, dengan jumlah kasus yang jauh lebih banyak daripada anak-anak yang tersandung tas yang tergeletak di tanah.
Sumber: https://consumer.healthday.com/
Laporan: Redaksi