Banner

Bank sentral Filipina revisi perkiraan inflasi jadi 5,6 persen

Sayuran dan buah-buahan terlihat di sebuah pasar di Quezon City, Filipina, pada 7 Februari 2023. (Xinhua/Rouelle Umali)

Bank sentral Filipina, Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) telah merevisi perkiraan rata-rata inflasi untuk tahun ini menjadi 5,6 persen, sementara perkiraan untuk dua tahun ke depan masing-masing menjadi 3,3 persen dan 3,4 persen.

 

Manila, Filipina (Xinhua) – Bank sentral Filipina, Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), pada Kamis (17/8) merevisi perkiraan rata-rata inflasi untuk tahun ini menjadi 5,6 persen, sementara perkiraan untuk dua tahun ke depan masing-masing menjadi 3,3 persen dan 3,4 persen.

Dalam sebuah konferensi pers, Gubernur BSP Eli Remolona mengatakan proyeksi dasar terbaru ini terus menunjukkan pergerakan untuk kembali ke target inflasi pada kuartal keempat (Q4) tahun ini.

Inflasi di Filipina mengalami penurunan stabil dari “puncaknya” yang mencapai 8,7 persen pada Januari menjadi 4,7 persen pada Juli. Bank sentral tersebut memperkirakan inflasi akan kembali ke target, yaitu 2-4 persen, pada Q4. Pemerintah Filipina menurunkan target rata-rata inflasi untuk 2023 menjadi 5 hingga 6 persen.

Namun, Remolona memperingatkan bahwa keseimbangan risiko terhadap perkiraan inflasi masih cenderung mengarah ke atas.

Banner

“Tekanan harga potensial dikaitkan dengan dampak dari potensi biaya transportasi yang lebih tinggi, penyesuaian upah minimum yang lebih tinggi, kendala pasokan yang persisten terkait produk-produk pangan utama, dan efek kondisi cuaca El Nino terhadap harga pangan dan tarif listrik,” katanya.

Sementara itu, pemulihan ekonomi global yang lebih lemah dari perkiraan masih menjadi risiko penurunan utama terhadap prospek inflasi, imbuhnya.

Pada Kamis, BSP juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada overnight reverse repurchase facility di angka 6,25 persen dan suku bunga pada overnight deposit facility dan overnight lending facility masing-masing sebesar 5,75 persen dan 6,75 persen.

Remolona mengatakan bahwa tindakan mempertahankan pengaturan kebijakan moneter untuk memungkinkan moderasi inflasi bahkan ketika pihak otoritas melanjutkan penilaian terhadap risiko yang muncul terhadap prospek inflasi dianggap sesuai oleh dewan moneter.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan