Banner

ASEAN sebar pesan anti kekerasan domestik di Hari Perempuan Internasional

Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Fientje Maritje Suebu, berbicara pada seminar Say “NO” to Domestic Violence pada Rabu, 8 Maret 2023 di Kedutaan Besar Kerajaan Thailand di Wellington. (Kementerian Luar Negeri RI)

Kekerasan domestik dan kekerasan terhadap perempuan harus diperangi dengan aksi bersama untuk saling mengidentifikasi kekuatan, tantangan dan belajar dari satu sama lain guna mengatasi permasalahan tersebut.

 

Jakarta (Indonesia Window) – ASEAN Committee on Women dan ASEAN Commission on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Children dibentuk untuk memerangi kekerasan domestik, kata Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Fientje Maritje Suebu.

“Kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan di berbagai tingkat telah dilakukan, termasuk kolaborasi dengan UN Women yang menghasilkan ASEAN Gender Outlook dan laporan-laporan yang menjadi pedoman penting dalam isu kekerasan domestik,” tutur Dubes Fientje dalam seminar Say “NO” to Domestic Violence pada Rabu, 8 Maret 2023 di Kedutaan Besar Kerajaan Thailand di Wellington.

Lebih lanjut, Dubes Fientje juga menjelaskan beberapa pertemuan penting dan pertemuan tingkat tinggi yang telah dijadwalkan selama keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023 untuk membahas isu kekerasan dalam rumah tangga, seperti ASEAN Women CEO Summit and Women, Peace, and Security Summit yang telah dijadwalkan pada Desember 2023.

Seminar Say ‘NO’ to Domestic Violence (Katakan ‘Tidak’ pada Kekerasan Domestik) merupakan inisiatif ASEAN Committee in Wellington (ACW/Komite ASEAN di Welington) yang didukung oleh ASEAN Ladies Circle Wellington (ALCW/Kalangan Wanita ASEAN Wellington) dalam memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret.

Seminar tersebut mengundang tiga narasumber utama, yaitu Mr. Rob McCan dari White Ribbon Campaign, Ms. Philippa McAtee dari Wellington Women’s Refuge, dan Ms. Suzanne Manning dari National Council of Women of New Zealand.

Beberapa tamu undangan yang hadir diantaranya adalah perwakilan New Zealand Ministry of Foreign Affairs and Trade (MFAT/Kementerian Luar Negeri Selandia Baru ), kalangan diplomatik, perwakilan dari Parlemen Selandia Baru, think tank (wahad pemikir), perwakilan dari pemimpin kelompok masyarakat ASEAN, dan ASEAN Committee in Wellington (ACW).

Dalam pidatonya, Dubes Fientje tekankan pentingnya aksi bersama untuk saling mengidentifikasi kekuatan, tantangan dan belajar dari satu sama lain untuk dapat mengatasi permasalahan utama kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan terhadap perempuan.

Di akhir pernyataannya, Dubes Fientje mengajak seluruh hadirin untuk bekerja sama guna mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan dalam rumah tangga serta memutarkan video yang bertajuk Mengakhiri Kekerasan terhadap Perempuan di Negara-negara Anggota ASEAN (Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara): Tinjauan Jangka Menengah Rencana Aksi Regional ASEAN tentang Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan