Bekasi, Jawa Barat (Indonesia Window) – Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memimpin pembicaraan darurat dengan para menteri luar negeri Eropa pada hari Sabtu (11/12) yang bertujuan memetakan jalan ke depan dalam negosiasi dengan Iran mengenai program nuklirnya.
Pembicaraan baru itu terjadi di tengah pertemuan tiga hari para menteri luar negeri G7 di kota Liverpool, Inggris bagian utara, yang diharapkan menghasilkan seruan bersama bagi Teheran untuk mengekang ambisi nuklirnya dan menangkap peluang negosiasi yang berkelanjutan di Wina.
Dunia dan Iran melanjutkan negosiasi tersebut pekan lalu dengan tujuan menghidupkan kembali Rencana Aksi Komprehensif Bersama, yakni kesepakatan awal 2015 untuk membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi. Kesepakatan ini runtuh pada 2018 ketika AS menarik diri, dan Iran mulai memperkaya uranium di luar batas yang diberlakukan oleh JCPOA (Joint Comprehensive Plan of Action).
Sebuah sumber Eropa mengatakan para perunding sedang bekerja berdasarkan teks yang dibahas lima bulan lalu, sementara para pejabat Iran mengatakan mereka berpegang teguh pada pendirian sejak pekan lalu.
Pembicaraan tidak langsung AS-Iran bertujuan untuk membuat kedua belah pihak melanjutkan kepatuhan penuh terhadap perjanjian itu.
“Menlu Blinken mengadakan pertemuan yang produktif dengan rekan-rekannya dari Jerman, Prancis, dan Inggris di Liverpool. Mereka membahas pembicaraan JCPOA dan langkah kami ke depan,” kata Departemen Luar Negeri pada hari Sabtu.
Presiden Iran Ebrahim Raisi bersikeras pada hari Sabtu bahwa Teheran ingin menghidupkan kembali kesepakatan dalam negosiasi di ibu kota Austria, Bern.
“Fakta bahwa kami menyampaikan teks proposal Iran kepada pihak-pihak yang berunding menunjukkan bahwa kami serius dalam pembicaraan, dan jika pihak lain juga serius tentang penghapusan sanksi, kami akan mencapai kesepakatan yang baik. Kami pasti mengejar kesepakatan yang baik,” kata Raisi.
Negosiator utama Iran, Ali Bagheri Kani, mengatakan, “Draf yang kami usulkan pekan lalu sedang dibahas sekarang dalam pertemuan dengan pihak lain,” katanya.
Pejabat Eropa dan AS menuduh Iran membuat tuntutan baru dan mengingkari kompromi yang berhasil dilakukan awal tahun ini.
Iran juga menanggapi laporan bahwa kepala pertahanan AS dan Israel sedang mendiskusikan latihan militer untuk mempersiapkan skenario terburuk untuk menghancurkan fasilitas nuklir Iran jika diplomasi gagal dan jika para pemimpin negara mereka memintanya.
“Menyediakan kondisi bagi komandan militer untuk menguji rudal Iran dengan target nyata akan merugikan agresor dengan harga yang mahal,” seorang pejabat senior militer Iran memperingatkan.
Sumber: Arab News
Laporan: Raihana Radhwa