China peringatkan Filipina tentang bahaya penempatan sistem rudal AS jangka panjang

AS memasang sistem rudal Typhon di Filipina utara pada April 2024 sebagai bagian dari latihan militer gabungan AS-Filipina. Filipina berjanji bahwa penempatan rudal tersebut akan bersifat “sementara”, dan bahwa sistem tersebut akan ditarik setelah latihan militer gabungan itu berakhir.
Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – China pada Rabu (12/2) mendesak Filipina untuk memenuhi janjinya menarik sistem rudal Typhon Amerika Serikat (AS) dari wilayah negara Asia Tenggara tersebut, dengan memperingatkan bahwa jika tidak melakukannya, keamanan dan pertahanan nasional Filipina sendiri akan benar-benar berada di bawah kendali negara lain serta akan menimbulkan risiko konfrontasi geopolitik dan perlombaan senjata ke kawasan tersebut.
Guo Jiakun, juru bicara (jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China, mengungkapkan komentar ini dalam taklimat pers rutin ketika menjawab sebuah pertanyaan terkait.
AS memasang sistem rudal Typhon di Filipina utara pada April 2024 sebagai bagian dari latihan militer gabungan AS-Filipina. Filipina berjanji bahwa penempatan rudal tersebut akan bersifat “sementara”, dan bahwa sistem tersebut akan ditarik setelah latihan militer gabungan itu berakhir.
Namun demikian, Filipina berulang kali mengingkari komitmennya dan bahkan berencana untuk “membeli” sistem rudal tersebut untuk meningkatkan kemampuan pencegahannya. Filipina juga menautkan Laut China Selatan dengan sistem rudal tersebut dalam sebuah langkah yang “konyol dan berbahaya,” kata Guo.
Guo menyatakan bahwa sistem rudal Typhon merupakan senjata ofensif strategis dengan jangkauan yang mencakup sebagian besar negara-negara Asia Tenggara. Dia juga mengatakan penempatan rudal AS di Filipina benar-benar merusak perdamaian dan stabilitas regional serta membahayakan kepentingan keamanan yang sah dari negara-negara lain.
China tidak akan tinggal diam saat kepentingan keamanannya berada dalam bahaya atau terancam, dan negara-negara lain di kawasan itu tidak akan menerima langkah yang menyimpang tersebut, tutur Guo.
Guo mendesak Filipina untuk membuat pilihan strategis yang sungguh-sungguh melayani kepentingan fundamental Filipina dan rakyatnya.
Laporan: Redaksi