Jakarta (Indonesia Window) – Kementerian Energi Arab Saudi menegaskan kembali posisi yang dinyatakan awal pekan ini bahwa Kerajaan tidak akan bertanggung jawab atas kekurangan pasokan minyak ke pasar internasional, sementara milisi teroris Houthi yang didukung Iran terus menargetkan fasilitas minyaknya.
Kementerian mengatakan bahwa terminal distribusi produk minyak bumi di Jeddah Utara diserang pada pukul 17.25 pada hari Jumat (25/3) waktu setempat. Serangan udara lainnya juga dilakukan terhadap terminal Almukhtarah di Jizan pada pukul 17.00.
Serangan itu tidak menimbulkan korban, juru bicara resmi di kementerian mengkonfirmasi. “Pelanggaran berulang dari kejahatan teroris ini terhadap instalasi vital dan objek sipil di Kerajaan merupakan pelanggaran terhadap semua hukum dan norma internasional.”
Arab Saudi memperingatkan bahwa masyarakat internasional harus waspada akan bahaya rudal balistik dan drone canggih Iran yang terus menerus menargetkan fasilitas minyak, gas, dan penyulingan Kerajaan.
Efek serius pada sektor hulu dan hilir dapat mempengaruhi kapasitas produksi Kerajaan dan kemampuannya untuk memenuhi kewajibannya ke pasar internasional, yang secara serius mengancam keamanan dan stabilitas pasokan energi ke pasar global.
Juru bicara tersebut mengatakan, telah menjadi jelas bahwa serangan terorisme tersebut, dan orang-orang di belakangnya, tidak hanya menargetkan Kerajaan saja, tapi juga keamanan dan stabilitas pasokan energi seluruh dunia.
Kerajaan menyerukan semua negara dan organisasi di dunia untuk berdiri bersama melawan tindakan terorisme semacam itu oleh kelompok-kelompok yang melakukan atau mendukung serangan-serangan semacam ini.
Sumber: Saudi Gazette
Laporan: Redaksi