Amerika Serikat memveto resolusi yang diajukan oleh Aljazair untuk Kelompok Arab di New York yang menyerukan gencatan senjata di wilayah kantong Palestina itu, yang telah mencatat lebih dari 29.000 korban tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober tahun lalu.
Kairo, Mesir (Xinhua) – Mesir pada Selasa (20/2) mengungkapkan penyesalan mendalam atas kegagalan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk meloloskan resolusi yang menuntut agar gencatan senjata segera dilaksanakan di Jalur Gaza setelah Amerika Serikat (AS) memveto draf resolusi tersebut.
Sebelumnya pada hari itu, AS memveto resolusi yang diajukan oleh Aljazair untuk Kelompok Arab di New York yang menyerukan gencatan senjata di wilayah kantong Palestina itu, yang telah mencatat lebih dari 29.000 korban tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober tahun lalu.
Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan dalam pernyataannya bahwa hasil tersebut “menimbulkan pertanyaan tentang kredibilitas peraturan dan mekanisme kerja arsitektur internasional saat ini, khususnya Dewan Keamanan, yang diberi tanggung jawab untuk mencegah dan menyelesaikan konflik serta menghentikan perang.”
Mesir mengecam keras “selektivitas dan standar ganda dalam menangani perang dan konflik bersenjata di berbagai kawasan di dunia,” kata pihak kementerian.
Pernyataan tersebut menegaskan kembali komitmen Mesir untuk memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan ke Gaza dan penolakannya terhadap tindakan apa pun yang akan memicu pengusiran warga Palestina ke luar wilayah mereka.
Serangan udara dan darat Israel yang sedang berlangsung di Gaza adalah balasan atas serangan mendadak Hamas, faksi penguasa Gaza, terhadap Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang pada 7 Oktober.
Draf resolusi Aljazair didukung oleh 13 dari 15 anggota Dewan Keamanan, sementara AS memveto draf tersebut dan Inggris abstain.
Sebelum pemungutan suara tentang draf resolusi tersebut, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan draf resolusi Aljazair akan mengacaukan upaya yang sedang dilakukan untuk mencapai kesepakatan terkait sandera. Dia mengatakan delegasinya sedang mempersiapkan draf resolusi tandingan yang menyerukan “gencatan senjata sementara” berdasarkan prinsip bahwa semua sandera dibebaskan.
Laporan: Redaksi