Pada tahun 2021, lebih dari 6.600 tamu Airbnb ditangguhkan karena perusahaan larang penyelenggaraan pesta.
Jakarta (Indonesia Window) – Perusahaan Amerika penyedia penginapan –terutama homestay – untuk liburan dan acara, Airbnb telah larang pesta selama masa pandemik secara permanen di properti yang disewakan secara global melalui aplikasinya.
Perusahaan yang berbasis di San Francisco, AS itu juga mengatakan pada hari Selasa (28/6) bahwa aturan tersebut efektif untuk acara yang bermasalah.
Platform penyewaan property tersebut secara bertahap memperketat kebijakannya pada penyelenggaraan pesta setelah menerima keluhan dan melihat beberapa masalah tingkat tinggi, termasuk penembakan 2019 yang menewaskan lima orang di California, AS.
Airbnb untuk sementara melarang acara pada tahun 2020 sebagai tindakan pencegahan penyebaran Covid, tetapi ternyata juga efektif terhadap pertemuan besar atau acara yang mengganggu public.
“Seiring waktu, larangan pesta menjadi lebih dari sekadar tindakan kesehatan masyarakat. Ini berkembang menjadi kebijakan komunitas yang mendasar,” kata Airbnb.
Di masa lalu, pemilik properti diberi ruang untuk menggunakan penilaian terbaik mereka tentang apakah akan mengizinkan pesta, tetapi aturan diperketat untuk melarang “rumah pesta” serta acara besar yang diiklankan di media sosial.
Pandemik yang melanda seluruh dunia telah menyebabkan penutupan banyak tempat hiburan malam, sehingga tak sedikit orang yang beralih menyelenggarakan acara ke tempat-tempat sewa yang ditawarkan melalui Airbnb, yang pada gilirannya menjadi masalah.
Tetapi Airbnb berpendapat bahwa aturan yang lebih ketat telah efektif dalam mengurangi tingkat keluhan kegaduhan yang diterimanya.
Di bawah kebijakan baru itu, Airbnb juga akan mencabut batas 16 orang di properti sewaan, aturan yang diberlakukan terhadap Covid. Namun kini, seiring dengan pelonggaran yang diberlakukan di sejumlah negara di dunia, Airbnb akan mempertimbangkan bahwa lokasi atau tempat yang luas atau luar ruangan tertentu diperbolehkan untuk kelompok yang lebih besar.
Airbnb mengatakan orang yang melanggar aturan menghadapi konsekuensi dari penangguhan akun hingga penghapusan penuh dari platform, seraya menambahkan bahwa pada tahun 2021, lebih dari 6.600 tamu ditangguhkan karena larangan pesta.
Kebijakan pascapandemik
Dalam publikasi terbaru di situs jejaring perusahaan, Airbnb menyatakan bahwa pemesanan yang dilakukan pada atau setelah 31 Mei 2022 dengan pengguna terinfeksi positif COVID-19 tidak akan lagi dianggap sebagai kejadian luar biasa, kecuali untuk reservasi domestik di Korea Selatan dan China daratan.
Jika tamu membatalkan pemesanan mereka karena sakit COVID-19, maka kebijakan pembatalan Tuan Rumah (Host cancellation) akan berlaku.
Sumber: AFP
Laporan: Redaksi