Badan Perlindungan Lingkungan AS sepelekan dampak aktivitas manusia terhadap perubahan iklim
Perubahan iklim akan berisiko meningkatkan emisi gas rumah kaca secara signifikan dalam beberapa dekade mendatang.
Washington, Amerika Serikat (Xinhua/Indonesia Window) – Badan Perlindungan Lingkungan (Environmental Protection Agency/EPA) Amerika Serikat (AS) baru-baru ini membuat perubahan pada situs jejaring resminya dengan menghilangkan penyebutan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia dan menyesuaikan halaman-halaman tertentu untuk menekankan “proses alami” di balik perubahan iklim, demikian dilaporkan media pada Selasa (9/12).
Sebagai contoh, halaman EPA tentang “Penyebab Perubahan Iklim” sebelumnya menyertakan pernyataan dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim yang menyebutkan bahwa “tidak dapat disangkal bahwa pengaruh manusia telah menyebabkan pemanasan atmosfer, laut, dan daratan”. Pernyataan itu telah dihapus dari halaman tersebut, demikian dilaporkan oleh The Washington Post.
Halaman lain, yang sebelumnya menjelaskan indikator-indikator utama perubahan iklim, seperti naiknya permukaan laut dan menyusutnya es Arktika, juga telah dihapus sepenuhnya, menurut laporan tersebut.
Di bawah pemerintahan Donald Trump, EPA telah mencabut peraturan sebelumnya dan mengurangi fokus lembaga tersebut pada perubahan iklim.
Pada Maret lalu, lembaga itu mengumumkan rencana untuk menyasar lebih dari dua lusin peraturan dan kebijakan dalam apa yang disebutnya sebagai “hari deregulasi paling penting dalam sejarah AS”, dan bergerak untuk mempertimbangkan kembali peraturan era Biden yang membatasi emisi gas rumah kaca.
Pada akhir Juli, lembaga tersebut merilis proposal untuk mencabut putusan ‘Temuan Ancaman 2009’ (2009 Endangerment Finding) dari era Obama, yang membuka jalan bagi sejumlah regulasi, termasuk “mandat kendaraan listrik Administrasi Biden-Harris”.
“Jika difinalisasi, proposal tersebut akan membatalkan semua peraturan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan untuk kendaraan bermotor dan mesin,” kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan pada 29 Juli.
Sejumlah kritikus berpendapat bahwa perubahan ini akan berisiko meningkatkan emisi gas rumah kaca secara signifikan dalam beberapa dekade mendatang.
Laporan: Redaksi

.jpg)








