Banner

Serangan militer makin intens, Israel Klaim 700.000 orang tinggalkan Gaza City

Foto yang diabadikan di Jalan Rashid, jalan pesisir di Gaza City bagian barat, memperlihatkan warga Palestina dari Jalur Gaza utara yang melarikan diri ke selatan di tengah operasi militer besar-besaran Israel di Gaza City, pada 18 September 2025. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Angkatan Laut Israel sedang bersiap untuk mengadang Global Sumud Flotilla (GSF), konvoi sekitar 50 kapal yang bertujuan untuk mencapai Gaza.

 

Yerusalem, Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Sekitar 700.000 warga Palestina telah mengungsi dari Gaza City saat pasukan Israel memperkuat serangan darat dan udara mereka terhadap pusat perkotaan terbesar di daerah kantong tersebut, demikian disampaikan militer Israel pada Kamis (25/9).

Juru bicara (jubir) militer Effie Defrin mengatakan kepada awak media bahwa “sekitar 700.000 warga telah dievakuasi” sejak pertengahan Agustus, saat Israel melancarkan serangan barunya terhadap Gaza City. Menurut Defrin, mereka pindah ke apa yang disebut Israel sebagai “daerah kemanusiaan” di Gaza selatan, tanpa menyebutkan sumber angka perkiraan tersebut.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan dalam pernyataan pada Kamis bahwa sekitar 388.400 pergerakan pengungsian tercatat antara 14 Agustus dan 23 September, sebagian besar dari Gaza City menuju Khan Younis dan Deir al-Balah, wilayah yang menurut prediksi Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (Integrated Food Security Phase Classification/IPC) akan menghadapi kelaparan pada akhir September.

Defrin juga mengatakan lima divisi darat beroperasi di seluruh Gaza, dengan tiga di antaranya menyerang Gaza City dan “memperketat cengkeraman mereka.” Sejak pertengahan Agustus, pasukan Israel telah menyerang lebih dari 2.000 “sasaran teroris” di wilayah tersebut, katanya, menambahkan bahwa angkatan udara melakukan sekitar 200 serangan per hari menggunakan pesawat tempur, drone, dan helikopter.

Banner

Sementara itu, Defrin mengatakan Angkatan Laut Israel sedang bersiap untuk mengadang Global Sumud Flotilla (GSF), konvoi sekitar 50 kapal yang bertujuan untuk mencapai Gaza. Dia menuduh konvoi tersebut dibentuk dan didanai oleh Hamas, mengatakan Israel memiliki “bukti yang tidak terbantahkan,” tanpa menunjukkan bukti tersebut.

“Siapa pun yang mendukung konvoi ini pada dasarnya mendukung para pembunuh 7 Oktober,” katanya.

Aktivis konvoi tidak bersenjata tersebut berlayar pada akhir Agustus dari pelabuhan-pelabuhan Eropa dan Afrika Utara untuk menembus blokade Israel di Gaza, di mana serangan militer Israel selama hampir dua tahun telah menyebabkan bencana kemanusiaan dan kelaparan. Pada Rabu (24/9), mereka melaporkan diserang oleh drone di perairan internasional. Spanyol dan Italia mengatakan akan mengirim kapal perang untuk membantu mereka.

Serangan Israel di seluruh Gaza menewaskan sedikitnya 83 orang dalam 24 jam terakhir, sehingga total korban tewas sejak 7 Oktober 2023 bertambah menjadi 65.419 jiwa, dengan 167.160 orang luka-luka, menurut otoritas kesehatan di Gaza pada Kamis.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan