Bahan bakar biodiesel B40 mengandung campuran 60 persen solar dan 40 persen minyak kelapa sawit, lebih tinggi dari komposisi biodiesel saat ini yakni 35 persen.
Jakarta (Xinhua/Indonesia Window) – Indonesia mulai memproduksi bahan bakar biodiesel B40 yang mengandung campuran 60 persen solar dan 40 persen minyak kelapa sawit, lebih tinggi dari komposisi biodiesel saat ini yakni 35 persen. Biodiesel B40 ini akan mulai digunakan pada 2025 mendatang, menurut sejumlah pejabat.
Pemerintah telah menetapkan target produksi 15,62 juta kiloliter biodiesel B40 pada 2025, kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia (RI) Yuliot Tanjung pada Selasa (17/12). “Berdasarkan target tersebut, kami berharap dapat mendistribusikannya ke konsumen mulai 1 Januari 2025,” ujarnya.
Tanjung menambahkan bahwa setelah menerapkan biodiesel B40, pemerintah akan secara bertahap mengembangkan biodiesel dengan kandungan 50 persen minyak kelapa sawit.
Sementara itu, Eniya Listiani Dewi, direktur jenderal energi baru terbarukan dan konservasi energi di Kementerian ESDM RI, mengonfirmasi biodiesel B40 telah diproduksi dan telah lulus uji coba untuk aplikasi otomotif maupun non-otomotif.
“Saya mengonfirmasi bahwa pabrik tersebut telah memproduksi biodiesel B40, yang akan diluncurkan pada 1 Januari mendatang,” jelasnya.
Inisiatif untuk meningkatkan penggunaan minyak kelapa sawit untuk energi bersih ini didukung oleh produksi minyak kelapa sawit Indonesia yang sangat tinggi, mengingat Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.
Laporan: Redaksi