Gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Port Vila, ibu kota Vanuatu, menyebabkan kerusakan yang cukup parah pada beberapa bangunan, termasuk sebuah gedung misi diplomatik bersama.
Sydney, Australia (Xinhua/Indonesia Window) – Gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Port Vila, ibu kota Vanuatu, pada Selasa (17/12), menyebabkan “kerusakan yang cukup parah” pada beberapa bangunan, termasuk sebuah gedung misi diplomatik bersama.
Gempa itu terjadi di 30 kilometer sebelah barat Port Vila, ibu kota Vanuatu, pada pukul 12.47 waktu setempat (08.47 WIB), dengan kedalaman 43 kilometer, ungkap Survei Geologi Amerika Serikat (AS).
Setidaknya satu orang tewas dan triase massal untuk para korban didirikan di sebuah rumah sakit di Port Vila usai gempa mengguncang Vanuatu, lapor Australian Broadcasting Corporation (ABC).
Informasi perihal tingkat kerusakan terhambat oleh komunikasi yang terganggu, dengan saluran telepon dan situs jejaring pemerintah terputus, namun berbagai laporan kerusakan yang meluas mulai muncul di media sosial beberapa jam pascagempa, seperti dilaporkan The Guardian Australia.
Seorang juru bicara Palang Merah di Fiji menyampaikan bahwa para petugas di lapangan melaporkan kerusakan yang signifikan, imbuh The Guardian Australia. Rekaman video yang dibagikan oleh Vanuatu Broadcasting and Television Corporation menunjukkan kerumunan massa di luar Vila Central Hospital terlihat menggotong warga yang terluka ke atas tandu.
The Guardian Australia mengutip pernyataan Dan McGarry, jurnalis yang berbasis di Port Vila, yang menuturkan dirinya melihat tiga orang di brankar “dengan kondisi yang memprihatinkan,” di luar sebuah rumah sakit.
“Ini merupakan gempa bumi terdahsyat yang pernah saya alami selama 21 tahun saya tinggal di Vanuatu dan Kepulauan Pasifik,” ujar McGarry. “Saya sudah melihat banyak gempa bumi dahsyat, (namun) tidak pernah seperti ini,” imbuhnya.
Gedung kedutaan besar Inggris, AS, Prancis, dan Selandia Baru mengalami kerusakan akibat gempa tersebut, lapor ABC.
Gedung Komisi Tinggi Selandia Baru, yang berada di lokasi yang sama dengan misi AS, Prancis, dan Inggris, “mengalami kerusakan parah,” kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Selandia Baru dalam sebuah pernyataan.
Banyak bangunan besar roboh di Port Vila, aliran listrik padam, dan pasokan air terputus di sebagian besar wilayah ibu kota tersebut, kata Care Australia, lembaga kemanusiaan nirlaba, dalam sebuah pernyataan.
Komisi Tinggi Australia di Port Vila dievakuasi selama gempa pada Selasa itu, kata ABC.
Gangguan komunikasi terjadi di seluruh negara tersebut, tambah pernyataan dari Selandia Baru, sementara Komisi Tinggi Australia di Vanuatu mengatakan sistem komunikasi mereka juga terdampak usai gempa menghantam negara itu.
Laporan: Redaksi