Banner

Tekanan terhadap presiden Korsel meningkat di tengah penggeledahan kantornya

Orang-orang mengikuti aksi unjuk rasa untuk menyerukan pemakzulan Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol di dekat Majelis Nasional di Seoul, Korsel, pada 7 Desember 2024. (Xinhua/Yao Qilin)

Tekanan terhadap Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol yang sedang dilanda masalah terus meningkat, dengan kantornya digeledah polisi terkait pengumuman darurat militer.

 

Seoul, Korea Selatan (Xinhua/Indonesia Window) – Tekanan terhadap Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol yang sedang dilanda masalah terus meningkat, dengan kantornya digeledah polisi pada Rabu (11/12) terkait pengumuman darurat militer pada pekan lalu.

Pihak-pihak yang menjadi sasaran penggeledahan adalah Badan Kepolisian Nasional, Badan Kepolisian Metropolitan Seoul, dan Pengawal Polisi Majelis Nasional.

Sekelompok penyelidik memasuki kompleks kantor kepresidenan untuk menyita sejumlah dokumen terkait deklarasi darurat militer yang diumumkan oleh Yoon pada malam 3 Desember lalu, yang dibatalkan oleh Majelis Nasional (National Assembly) beberapa jam kemudian.

Yoon dilaporkan saat itu sedang tidak berada di gedung kantor kepresidenan.

Banner

Sementara itu, polisi menangkap komisaris kepolisian Korsel dan kepala kepolisian Seoul pada Rabu pagi waktu setempat sehubungan dengan penyelidikan terhadap pemberlakuan darurat militer yang berlangsung singkat, lapor kantor berita Yonhap.

Komisaris Jenderal Badan Kepolisian Nasional Korea Cho Ji-ho dan Kepala Badan Kepolisian Metropolitan Seoul Kim Bong-sik ditangkap atas tuduhan pemberontakan, menurut tim penyelidik khusus di bawah naungan kepolisian nasional.

Kedua kepala kepolisian tersebut diduga memberikan instruksi kepada petugas polisi untuk mengepung kompleks Majelis Nasional guna menghalangi anggota parlemen menghadiri sidang pleno untuk melakukan voting menentang penerapan darurat militer.

Polisi melakukan penangkapan tersebut dengan mempertimbangkan keseriusan tuduhan dan kemungkinan perusakan barang bukti oleh kedua pejabat tersebut, lapor Yonhap, mengutip sumber-sumber dari kepolisian.

Pihak berwenang sebelumnya telah menyita telepon seluler kedua pejabat itu dan memberlakukan larangan bepergian terhadap mereka.

Selain itu, kepala Kantor Investigasi Korupsi (Corruption Investigation Office/CIO) untuk Pejabat Tinggi Korsel pada Rabu mengatakan bahwa CIO akan berusaha menangkap Yoon, baik dengan maupun tanpa surat perintah penangkapan, jika persyaratannya terpenuhi, menurut beberapa kantor berita.

Banner

Oh Dong-woon menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah sidang dengar pendapat di parlemen, dan dalam kesempatan itu dia mengatakan CIO akan melakukan segala hal yang dapat dilakukannya.

Ketika ditanya apakah badan investigasi tersebut dapat menangkap Yoon tanpa surat perintah penangkapan, Oh menjawab “ya.”

Kepolisian, kejaksaan, dan CIO Korsel telah menyelidiki tudingan pemberontakan yang ditujukan terhadap Yoon, anggota kabinet, dan komandan militer.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan