Fokus kerja sama pertanian antara Indonesia dan Taiwan mencakup pelatihan sumber daya manusia, peningkatan kualitas produk pertanian, serta perluasan saluran produksi dan pemasaran.
Jakarta (Indonesia Window) – Dengan dedikasi Taiwan Technical Mission (TTM) membantu para petani Indonesia selama hampir 50 tahun mengembangkan lahan pertanian dan meningkatkan panen mereka, pemerintah Taiwan berharap dapat berpartisipasi dalam menyukseskan program makan bergizi gratis yang telah dicanangkan oleh pemerintah Indonesia.
“Pada saat dunia sedang menghadapi tantangan ketahanan pangan, Presiden Indonesia, Bapak Prabowo, secara aktif mempromosikan kebijakan swasembada pangan dan program makan siang bergizi gratis untuk pelajar Indonesia. Inisiatif-inisiatif ini merupakan kekuatan sektor publik dan swasta Taiwan,” ujar Kepala Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (Taipei Economy and Trade Office/TETO), John Chen, dalam perayaan 48 tahun Taiwan Technical Mission di Indonesia, yang digelar di Jakarta, Senin.
Dalam pernyataannya, Kepala TETO mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia yang mengorganisir sebuah delegasi ke Taiwan untuk mengeksplorasi penerapan teknologi pertanian Taiwan di berbagai sektor, termasuk industri pertanian, kehutanan, perikanan, dan peternakan.
“Selain itu, saya mendorong kunjungan delegasi Indonesia yang bertujuan untuk mengamati penerapan program makan siang bergizi di sekolah dasar dan menengah di Taiwan. Saya yakin potensi kolaborasi antara Taiwan dan Indonesia tidak terbatas,” lanjutnya.
Dubes Chen menuturkan, di masa lalu, kerja sama pertanian terutama difokuskan pada peningkatan produksi pangan.
“Selanjutnya, fokus kerja sama bergeser ke arah pelatihan sumber daya manusia, peningkatan kualitas produk pertanian, serta perluasan saluran produksi dan pemasaran,” terangnya.
Dia menambahkan, TTM juga memperkenalkan teknologi pertanian cerdas berbasis kecerdasan buatan, yang menekankan pada pembangunan berkelanjutan dan pertanian tangguh, dengan harapan dapat mendorong peningkatan pertanian dan bersama-sama mendorong kemakmuran pertanian regional.
“Selain bekerja sama dengan petani lokal, TTM juga telah memanfaatkan sumber daya dan keahlian universitas, lembaga pemerintah, dan pusat pelatihan pertanian ternama di Indonesia untuk memperkuat efektivitas kerja sama mereka,” tutur Dubes Chen.
Misalnya, lanjutnya, pada tahun 2007, TTM bermitra dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk membudidayakan tanaman bernilai tinggi seperti asparagus, jambu biji, tomat ceri, dan pare putih. Produk-produk pertanian ini menjadi sangat populer di sejumlah supermarket besar di seluruh Jakarta.
Sementara itu, mulai tahun 2018 hingga 2023, TTM bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin di Sulawesi Selatan dalam proyek berdurasi enam tahun untuk mengembangkan varietas padi berkualitas tinggi.
Varietas padi unggul tersebut menghasilkan hasil panen sebesar 6,6 ton per hektare, jauh lebih tinggi dari sebelumnya sebanyak 4 ton per hektare yang dihasilkan dari varietas lokal.
Dari segi bisnis pertanian, Taiwan mengirimkan beberapa teknisi pertanian untuk membimbing dan membantu petani lokal, dan selanjutnya bekerja sama dengan mereka dalam menciptakan sistem produksi dan pemasaran yang berkembang pesat, urai John Chen.
“Pendekatan ini merupakan model khas Taiwan dalam mendukung pembangunan pertanian lokal. Setiap proyek yang dipromosikan oleh TTM di Indonesia merupakan puncak dari upaya yang tak terhitung jumlahnya dan perhatian mendalam dari Taiwan,” tuturnya.
Kepala TETO menegaskan bahwa misi Taiwan Technical Mission tidak hanya sekadar transfer teknologi dan pengembangan pasar, tetapi juga menjadi simbol persahabatan yang mendalam dan bukti kemakmuran bersama antara Indonesia dan Taiwan.
Laporan: Redaksi