Banner

Israel terus lancarkan serangan udara ke Lebanon, jumlah warga sipil yang tewas dan pengungsi terus meningkat

Foto yang diabadikan pada 20 Oktober 2024 ini menunjukkan kepulan asap yang disebabkan oleh serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon. (Xinhua/Bilal Jawich)

Serangan udara di Lebanon terus menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan warga sipil dan menambah jumlah pengungsi.

 

PBB (Xinhua/Indonesia Window) – Badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (21/10) mengatakan bahwa serangan udara di Lebanon terus menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan warga sipil dan menambah jumlah pengungsi.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengungkapkan bahwa ratusan orang dilaporkan mengungsi pada Ahad (20/10) malam di berbagai wilayah di Lebanon menyusul imbauan evakuasi dari Israel yang menyebutkan telah mengidentifikasi jaringan keuangan sosial yang berafiliasi dengan Hizbullah, yang kemudian disusul dengan rentetan serangan udara.

Sebagai akibat dari salah satu serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada Ahad malam tersebut, sebuah zona aman bagi wanita dan anak perempuan yang didukung oleh Dana Kependudukan PBB (UNFPA) hancur lebur, demikian pula sebuah pusat layanan kesehatan utama.

Di Beirut, Bekaa, dan Gunung Lebanon, sebanyak 10 fasilitas yang didukung oleh UNFPA, termasuk fasilitas perawatan kesehatan utama, zona aman, dan unit bersalin keliling, terpaksa ditutup lantaran ancaman keamanan.

Otoritas kesehatan Lebanon melaporkan lebih dari 2.400 kematian dan lebih dari 11.500 korban luka sejak konflik meletus pada Oktober tahun lalu. Hampir 1,2 juta orang mengungsi atau terkena dampak langsung dari krisis ini.

Serangan udara di Lebanon
Kepulan asap yang disebabkan oleh serangan udara Israel terlihat di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada 19 Oktober 2024. (Xinhua/Bilal Jawich)

OCHA mengatakan bahwa PBB dan mitra-mitra kemanusiaannya terus menyalurkan bantuan ke berbagai daerah di Lebanon, termasuk daerah-daerah yang sulit dijangkau.

Pada Senin (21/10), konvoi enam truk bantuan, yang didukung oleh Dana Anak-Anak PBB (UNICEF), Program Pangan Dunia (WFP), dan OCHA, membawa pasokan kemanusiaan ke Kota Jaboule di Kegubernuran Baalbek.

Ini pertama kalinya pengiriman bantuan berbentuk konvoi truk dilakukan di Lebanon sejak September, kata OCHA. Konvoi tersebut membawa pasokan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan 1.000 orang selama dua bulan, bersama dengan pasokan makanan siap saji.

Selain itu, UNICEF juga menyediakan air mineral kemasan, kasur, selimut, dan barang-barang lainnya, termasuk peralatan pertolongan pertama dan perlengkapan kebersihan untuk tiga tempat penampungan di Kota Jaboule.

Hingga akhir pekan lalu, hampir 1.100 tempat penampungan kolektif telah dibuka di Lebanon, yang menampung sekitar 192.000 pengungsi. Lebih dari 900 tempat penampungan sudah mencapai kapasitas penuh, demikian menurut estimasi OCHA.

Persentase pengungsi internal tertinggi tercatat di Beirut dan Kegubernuran Gunung Lebanon.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengungkapkan bahwa lebih dari 800.000 orang telah mengungsi di dalam Lebanon akibat eskalasi konflik selama setahun terakhir.

Sementara itu, Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) mengabarkan bahwa menurut otoritas terkait, lebih dari 420.000 orang menyeberang ke Suriah, dan hampir 17.000 orang telah tiba di Irak.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan