Banner

Maskapai Ethiopian Airlines tangguhkan penerbangan ke Beirut dan Tel Aviv

Orang-orang melakukan ‘check-in’ di terminal penumpang domestik yang baru dibangun di Bandar Udara Internasional Bole di Addis Ababa, Ethiopia, pada 18 Mei 2024. (Xinhua/Michael Tewelde)

Maskapai Ethiopian Airlines telah mengumumkan penangguhan semua penerbangan ke Beirut, ibu kota Lebanon, hingga pemberitahuan lebih lanjut karena situasi saat ini di kawasan tersebut.

 

Addis Ababa, Ethiopia (Xinhua/Indonesia Window) – Maskapai Ethiopian Airlines telah mengumumkan penangguhan semua penerbangan ke Beirut, ibu kota Lebanon, hingga pemberitahuan lebih lanjut karena situasi saat ini di kawasan tersebut.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Jumat (4/10) malam waktu setempat, maskapai itu juga mengumumkan telah menangguhkan semua penerbangan ke Tel Aviv, Israel, hingga 7 Oktober 2024.

Menurut pernyataan tersebut, keputusan itu diambil sebagai bagian dari upaya berkelanjutan maskapai itu untuk memprioritaskan keselamatan penumpang dan mematuhi arahan dari otoritas terkait.

Maskapai Ethiopian Airlines
Orang-orang melakukan check-in di terminal penumpang domestik yang baru dibangun di Bandar Udara Internasional Bole di Addis Ababa, Ethiopia, pada 18 Mei 2024. (Xinhua/Michael Tewelde)

Maskapai nasional Ethiopia ini juga mengatakan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan di kawasan tersebut dan melakukan kontak dengan otoritas terkait.

Banner

“Jika Anda ingin membatalkan reservasi Anda, Ethiopian Airlines menawarkan pengembalian dana penuh. Anda dapat menghubungi agen perjalanan Anda atau menghubungi maskapai secara langsung,” imbuh maskapai itu.

Ethiopian Airlines menyatakan penyesalannya atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh penangguhan penerbangan tersebut, namun menegaskan pentingnya keselamatan penumpang sebagai prioritas utama.

Israel baru-baru ini mengintensifkan serangan udara di Beirut dan daerah pinggirannya, yang terutama menyasar para pejabat dan fasilitas Hizbullah. Pada saat yang sama, Israel juga melancarkan apa yang disebutnya sebagai operasi darat “terbatas” di Lebanon.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan