Penemuan reruntuhan kota besar dukung penelitian tentang dinasti pertama di China

Foto dari udara tak bertanggal ini menunjukkan tata letak jalan yang bersilangan di situs peninggalan Erlitou di Yanshi, Provinsi Henan, China tengah. (Xinhua/Administrasi Warisan Budaya Nasional China)

Situs multijaringan Baliqiao, yang membentang di area seluas 1,35 juta meter persegi secara keseluruhan, telah digali seluas 1.800 meter persegi sejak 2022 saat pekerjaan arkeologi sistematis di situs tersebut dimulai.

 

Zhengzhou, China (Xinhua/Indonesia Window) – Penemuan situs peninggalan sebuah kota besar berumur sekitar 3.700 tahun menandai terobosan besar dalam penelitian arkeologi mengenai Dinasti Xia (2070-1600 SM), dinasti pertama yang diketahui di China, kata pihak otoritas pada Jumat (13/9).

Situs arkeologi Baliqiao, yang terletak di wilayah Fangcheng, Kota Nanyang, Provinsi Henan, China tengah, menunjukkan banyak kesamaan dengan reruntuhan Erlitou, sebuah situs yang sudah digali sebelumnya dan diidentifikasi oleh para arkeolog sebagai salah satu ibu kota pada era Dinasti Xia.

Kesamaan antara kedua situs ini mengindikasikan adanya pengaruh Dinasti Xia di situs Baliqiao, menurut para arkeolog.

Institut Warisan Budaya dan Arkeologi Provinsi Henan mengumumkan temuan-temuan tersebut pada Jumat, seraya mengatakan bahwa penemuan ini memperkaya penelitian tentang permukiman pusat sekunder Dinasti Xia.

Situs multijaringan Baliqiao, yang membentang di area seluas 1,35 juta meter persegi secara keseluruhan, telah digali seluas 1.800 meter persegi sejak 2022 saat pekerjaan arkeologi sistematis di situs tersebut dimulai.

Struktur tanah yang dipadatkan serta reruntuhan tembok dan jalan ditemukan di situs Baliqiao. Berbagai artefak seperti tembikar serta benda-benda yang terbuat dari giok dan pirus ditemukan di situs tersebut. Temuan-temuan ini menunjukkan tingkat produktivitas sosial yang tinggi di situs Baliqiao, menurut Wang Hao, pemimpin proyek penggalian di situs tersebut.

“Situs Baliqiao menunjukkan tingkat kesamaan yang tinggi dengan reruntuhan Erlitou dalam hal tata letak, zonasi fungsional, koleksi tembikar, artefak, dan kehidupan spiritual masyarakat,” kata Liang Fawei, Wakil Kepala Institut Warisan Budaya dan Arkeologi Provinsi Henan, seraya menambahkan bahwa situs Baliqiao merupakan pusat regional yang signifikan selama ekspansi budaya Dinasti Xia ke arah selatan.

Ditemukan pada 1959 oleh mendiang sejarawan Xu Xusheng, Erlitou memiliki nilai referensi yang besar untuk mempelajari asal-usul peradaban China, kebangkitan sejumlah kerajaan, regulasi sejumlah ibu kota kuno, dan berbagai isu penting lainnya yang berkaitan dengan perkembangan peradaban China.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan