Komisaris HAM PBB serukan gencatan senjata saat jumlah korban tewas di Gaza tembus 40.000 orang

Asap membubung dari sekitar area Menara Hamad di sebelah barat laut Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 16 Agustus 2024. Orang-orang di Jalur Gaza masih terjebak dalam mimpi buruk kematian dan kehancuran yang tak berkesudahan, setelah perintah evakuasi baru dikeluarkan oleh otoritas Israel, kata badan PBB untuk pengungsi Palestina pada Jumat (16/8). (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Pelanggaran yang berulang kali dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Israel (Israeli Defense Forces/IDF) terhadap aturan perang, telah menyebabkan kerusakan besar pada rumah, rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah di Jalur Gaza.

 

Jenewa, Swiss (Xinhua/Indonesia Window) – Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Volker Turk pada Kamis (15/8) menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza, saat jumlah warga Palestina yang tewas melampaui angka 40.000, menurut otoritas kesehatan Gaza.

“Hari ini menandai tonggak sejarah yang kelam bagi dunia,” ujar Turk dalam sebuah pernyataan, menyusul laporan dari otoritas kesehatan Gaza yang menunjukkan bahwa jumlah warga Palestina yang tewas di Jalur Gaza telah mencapai 40.005, dengan 92.401 orang terluka sejak dimulainya konflik tersebut pada 7 Oktober 2023.

Para pekerja memakamkan jenazah warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dan tewas di tangan tentara Israel di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 5 Agustus 2024. Israel telah mengembalikan jenazah 89 warga Palestina yang tewas di tangan tentara Israel di Jalur Gaza, demikian disampaikan kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas pada Senin (5/8). (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Turk menekankan bahwa mayoritas korban tewas adalah perempuan dan anak-anak, serta menyoroti dampak yang sangat buruk terhadap warga sipil. Dia menyatakan kekhawatiran mendalam atas pelanggaran yang berulang kali dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Israel (Israeli Defense Forces/IDF) terhadap aturan perang, yang telah menyebabkan kerusakan besar pada rumah, rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah di Jalur Gaza.

Turk mendeskripsikan skala penghancuran yang dilakukan oleh militer Israel sebagai “sangat mencengangkan,” mengatakan bahwa sekitar 130 orang tewas setiap hari di Jalur Gaza dalam 10 bulan terakhir.

Sejumlah jurnalis Palestina melakukan aksi protes atas serangan tentara Israel terhadap para jurnalis di depan Rumah Sakit Nasser di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 7 Agustus 2024. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Dirinya menyerukan kepada semua pihak yang terlibat untuk segera menyetujui gencatan senjata dan meletakkan senjata mereka. Sementara itu, Turk menekankan kebutuhan mendesak untuk pelepasan para sandera dan pembebasan warga Palestina yang telah ditahan secara semena-mena. Dia juga menegaskan perlunya mengakhiri pendudukan ilegal Israel dan mendesak implementasi solusi dua negara yang didukung secara internasional

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan