The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga menjelang pemilihan umum AS pada 5 November mendatang, namun menegaskan bahwa keputusan itu diambil berdasarkan data ekonomi dan tidak mempertimbangkan faktor politik.
Washington, AS (Xinhua) – Gubernur Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) Jerome Powell pada Rabu (10/7) menegaskan bahwa bank sentral itu akan mengambil keputusan berdasarkan data ekonomi dan tidak akan mempertimbangkan faktor politik, saat The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga menjelang pemilihan umum (pemilu) AS pada 5 November mendatang.
“Kami mengambil keputusan berdasarkan data ekonomi, perkembangan prospek, (dan) keseimbangan risiko. Kami tidak mempertimbangkan hal lain, faktor lain apa pun, termasuk faktor politik,” ujar Powell saat menjawab pertanyaan dalam sesi dengar pendapat Komite Jasa Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS.
“Kami tidak memandang hal lain seperti siklus pemilu. Kami tidak melihat hal-hal semacam itu. Kami mengamati data,” tutur kepala The Fed tersebut.
Pertemuan The Fed selanjutnya dijadwalkan digelar pada 30-31 Juli. Para pejabat diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level tertinggi dalam 22 tahun, yaitu di kisaran 5,25 persen hingga 5,5 persen, yang telah disetujui pada Juli tahun lalu.
FedWatch Tool dari Chicago Mercantile Exchange (CME) Group, yang berperan sebagai barometer ekspektasi pasar terhadap target suku bunga acuan The Fed, menunjukkan bahwa hingga Rabu, probabilitas The Fed untuk mempertahankan suku bunga dalam pertemuan pada Juli mencapai lebih dari 95 persen. Kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam pertemuan pada September mendatang mencapai 70 persen.
Powell mengindikasikan bahwa keputusan The Fed semakin mengarah pada pemangkasan suku bunga, namun diperlukan keyakinan yang lebih besar perihal perkembangan inflasi sebelum mengambil tindakan semacam itu.
“Kami ingin lebih percaya diri, kami ingin memiliki keyakinan yang lebih besar, dan hal itu berarti lebih banyak angka inflasi yang positif bahwa inflasi turun secara berkelanjutan ke angka 2 persen,” urai Powell.
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (personal consumption expenditure/PCE) AS, indikator inflasi acuan The Fed, naik 2,6 persen pada Mei dari setahun lalu, masih lebih tinggi dari target inflasi jangka panjang bank sentral tersebut.
Powell juga menyoroti mandat ganda yang diemban oleh bank sentral itu, yakni stabilitas harga dan penciptaan lapangan kerja yang maksimal. “Saya ingin mengatakan kami saat ini berada pada titik di mana risiko terkait dua mandat tersebut jauh lebih seimbang dibandingkan sebelumnya,” kata Powell.
“Ini berarti tidak hanya soal menurunkan inflasi. Pekerjaan (untuk menurunkan inflasi) masih belum selesai. Masih ada lebih banyak pekerjaan untuk hal itu, namun pada saat yang sama kami perlu memperhatikan pasar ketenagakerjaan. Jadi, kami telah mengamati pelemahan yang signifikan dalam pasar ketenagakerjaan,” urainya.
Laporan ketenagakerjaan bulanan terbaru menunjukkan tingkat pengangguran di AS naik ke angka 4,1 persen pada Juni, jauh lebih tinggi dari 3,6 persen yang tercatat pada tahun sebelumnya.
Dalam notula rapat kebijakan bulan Juni yang dirilis pekan lalu, para pejabat The Fed AS menyebut “penurunan kondisi pasar ketenagakerjaan yang signifikan” sebagai salah satu risiko yang berdampak negatif terhadap aktivitas ekonomi.
Pada Selasa (9/7), Powell menghadiri sidang dengar pendapat di hadapan Komite Urusan Perbankan, Perumahan, dan Perkotaan Senat AS. Dia memaparkan Laporan Kebijakan Moneter Enam Bulanan kepada Kongres saat menghadiri sidang dengar pendapat di hadapan sejumlah komite Senat dan DPR AS selama dua hari.
Laporan: Redaksi