Banner

Melonjaknya penjualan parfum cerminkan perubahan kebiasaan konsumen AS

Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) terlihat di Washington DC, Amerika Serikat, pada 25 April 2024. (Xinhua/Liu Jie)

Penjualan parfum mencatatkan pertumbuhan paling cepat dalam sektor kecantikan prestise di Amerika Serikat, naik 13 persen pada kuartal pertama 2024.

 

New York City, AS (Xinhua) – Penjualan parfum mencatatkan pertumbuhan paling cepat dalam sektor kecantikan prestise di Amerika Serikat (AS), naik 13 persen pada kuartal pertama 2024, menurut perusahaan riset pasar Circana belum lama ini.

Lebih dari 100 juta unit terjual di AS tahun lalu, dengan penjualan tahunannya diproyeksikan mencapai 9 miliar dolar AS per 2026 mendatang.

Konsumen yang melakukan pembelian pertama dan pria menjadi pendorong utama peningkatan tersebut, tertarik pada merek-merek kelas atas, sedangkan kalangan pembeli yang lebih muda, terutama remaja, senang membeli paket hadiah dan produk body spray yang tersedia dengan poin harga yang lebih rendah, urai surat kabar The Washington Post dalam laporan terbaru perihal tren tersebut.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa “peningkatan tersebut menunjukkan kebiasaan konsumen yang berubah pascapandemi, di mana warga Amerika memiliki tabungan yang melimpah dan ingin memanjakan diri.”

Menurut Circana, penjualan di kalangan pembeli berusia 25 hingga 44 tahun meningkat sebesar 19 persen, meski penjualan unit terlihat lebih kuat pada rumah tangga yang memiliki anak. Generasi Alpha, yakni mereka yang lahir pada 2010 hingga 2024, menyukai produk body spray yang biasanya lebih murah dan aromanya tidak terlalu kuat.

Sebagai contoh, menurut perusahaan kecantikan Coty, tujuh merek teratasnya, yaitu Hugo Boss, Burberry, Calvin Klein, Chloe, Davidoff, Gucci, dan Marc Jacobs, menyumbang hampir 90 persen dari penjualan parfumnya. Nilai pendapatan bersih dalam kategori tersebut naik hampir 60 persen secara tahunan (year over year).

Sektor kecantikan, yang mencakup tata rias wajah, perawatan kulit, dan perawatan rambut, cenderung tangguh terlepas dari kondisi ekonomi yang lebih luas.

Larissa Jensen, penasihat industri kecantikan di Circana, menuturkan bahwa orang-orang berbelanja saat merasa senang dan saat mereka merasa terpuruk.

Jika perekonomian sedang lesu, orang-orang membeli kemewahan berharga murah untuk memulihkan suasana hati mereka.

*1 dolar AS = 16.265 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan