Oleh Dames Alexander Sinaga
Forum komunitas air dan sanitasi global yang diselenggarakan pada 18-25 Mei 2024 di Bali merupakan momen yang tepat untuk memperluas wawasan dan mencari kemitraan.
Bali (Xinhua) – Dengan inovasi unik untuk menyediakan air minum yang aman bagi masyarakat yang kurang terlayani, perusahaan sosial asal India, JanaJal WOW (Water on Wheels), sedang mencari peluang untuk memperluas segmen pasarnya di luar negeri ketika menghadiri Forum Air Dunia (World Water Forum/WWF) ke-10 yang diselenggarakan di Provinsi Bali.
Mendirikan stan di sebuah acara pameran yang digelar di Nusa Dua, staf perusahaan itu dibanjiri pengunjung yang ingin tahu tentang produk utamanya, yaitu kendaraan roda tiga untuk pengiriman air minum jarak pendek yang aman dan berbiaya rendah ke lingkungan kurang terlayani.
Komunitas-komunitas ini dapat dengan mudah memesan air bersih melalui aplikasi seluler di beberapa kota dan desa di India, negara dengan jumlah populasi terbanyak di dunia.
Dalam sebuah sesi wawancara dengan Xinhua, Kapil Sharma, kepala informasi dan teknologi JanaJal WOW, mengatakan bahwa hingga saat ini perusahaannya telah menyediakan lebih dari 200 juta liter air minum yang aman dikonsumsi untuk para konsumennya. Kini, JanaJal WOW berharap dapat memperluas mereknya ke luar negeri setelah memiliki kantor cabang di Singapura.
Dalam pameran tatap muka di sela-sela WWF ke-10, perusahaan ini telah bergabung dalam diskusi dengan para peserta dari Senegal, Thailand, dan Indonesia.
“Forum ini merupakan inisiatif yang luar biasa karena dihadiri oleh semua orang dari berbagai negara. Mereka datang ke sini dengan masalah, pandangan, dan solusi yang berbeda. Mereka semua sangat antusias,” ujar Sharma, seraya menambahkan bahwa perusahaannya mengharapkan setidaknya empat kemitraan dari acara tersebut.
Bagi Shana Fatina, seorang wirausahawan sosial asal Indonesia, forum komunitas air dan sanitasi global yang diselenggarakan pada 18-25 Mei ini merupakan momen yang tepat untuk memperluas wawasan dan mencari kemitraan.
Fatina sendiri merupakan seorang CEO di Komodo Water, sebuah perusahaan yang berbasis di kota nelayan Labuan Bajo, yang memproduksi produk air bersih, seperti air galon dan es balok, terutama untuk masyarakat yang kurang mampu dengan menggunakan teknologi terbarukan, seperti pompa air tenaga surya, di fasilitas air mereka.
Sebelum mendirikan perusahaannya pada 2010, Fatina, yang dibesarkan di Jakarta, menyaksikan bagaimana warga desa di Labuan Bajo dan daerah sekitarnya memiliki akses yang buruk terhadap air bersih. Misalnya saja, beberapa warga desa bahkan harus menghabiskan waktu sekitar dua jam demi mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sanitasi dan rumah tangga.
Sekarang, mereka tak lagi harus membeli galon air bersih dari luar yang harganya jauh lebih mahal. Nelayan juga tak perlu lagi menggunakan kantong es plastik dan lebih banyak penduduk desa kini mulai bertani, katanya, seraya menambahkan bahwa beberapa warga desa juga menjual kembali produk air mereka untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Fatina juga menceritakan bahwa sebagian besar forum yang dia ikuti umumnya membahas seputar penyediaan air bersih dalam skala besar, yang tidak relevan untuk bisnisnya. Sebaliknya, Forum Air Dunia ke-10 telah memberikan kesempatan langka kepadanya untuk menemukan mitra yang berfokus pada penyediaan air bersih dalam skala kecil untuk populasi yang tersebar di pulau-pulau kecil.
Nazava dari Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, juga sedang mencari peluang dalam pameran forum ini dengan memamerkan filter air rumah tangga mereka kepada para peserta. Perusahaan sosial ini telah menjual filter air rumah tangga di berbagai wilayah di Indonesia dan beberapa negara lain, seperti Kenya, Burkina Faso, Argentina, Venezuela, Filipina, dan Vietnam.
Lieselotte Heederik, salah satu pendiri sekaligus direktur Nazava, mengatakan bahwa perusahaannya telah memberikan dampak kepada lebih dari 600.000 orang di lebih dari 30 negara yang kini memiliki akses air minum yang aman dan terjangkau di rumah-rumah mereka setiap hari.
“Hasilnya, para wanita tidak perlu lagi merebus air untuk air minum. Kami juga telah membantu mengurangi emisi karbon, dan kami juga telah meningkatkan penghematan lebih dari 11 juta dolar AS karena air yang dimurnikan oleh Nazava jauh lebih terjangkau daripada membeli air yang telah dimurnikan dan merebus air minum,” ujar perempuan berkebangsaan Belanda ini, seraya menambahkan bahwa perusahaannya sangat ingin berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan atau lembaga-lembaga di China.
Heederik juga mengajak para peserta yang hadir dalam forum tersebut untuk menyadari bahwa dunia membutuhkan lebih banyak solusi berbasis pasar dan terdesentralisasi.
“Bersama-sama kita dapat mengembangkan kemitraan untuk menjamin anak-anak kita sehat dan tidak lagi menderita diare atau stunting. Bersama-sama kita bisa melakukan ini,” ujarnya.
Laporan: Redaksi