Banner

Israel tarik pasukannya dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza usai dua pekan lancarkan serangan

Beberapa orang bersiap mengevakuasi jenazah dari Rumah Sakit Shifa di Gaza City pada 1 April 2024. Tentara Israel pada Senin (1/4) menarik diri dari Rumah Sakit Shifa di Gaza City setelah dua pekan melakukan operasi militer, yang mengakibatkan puluhan orang tewas dan kerusakan besar, kata sejumlah narasumber medis keamanan Palestina. (Xinhua/Mohammed Ali)

Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza menjadi tempat perlindungan bagi ribuan pasien dan pengungsi Palestina, sekaligus menjadi sasaran tank dan serangan udara Israel.

 

Gaza, palestina (Xinhua) – Tentara Israel pada Senin (1/4) mengumumkan telah menarik pasukannya dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, mengakhiri serangan selama dua pekan di pusat medis terbesar di daerah kantong tersebut.

Terletak di Gaza utara yang dilanda kelaparan, kompleks medis itu menjadi tempat perlindungan bagi ribuan pasien dan pengungsi Palestina, sekaligus menjadi sasaran tank dan serangan udara Israel. Serangan ini merupakan serangan besar kedua Israel terhadap rumah sakit tersebut sejak awal agresi Israel di Gaza yang telah berlangsung hampir enam bulan.

Rumah Sakit Al-Shifa di
Foto yang diabadikan pada 1 April 2024 ini memperlihatkan bangunan-bangunan yang hancur di sekitar Rumah Sakit Shifa di Gaza City. Tentara Israel pada Senin (1/4) menarik diri dari Rumah Sakit Shifa di Gaza City setelah dua pekan melakukan operasi militer, yang mengakibatkan puluhan orang tewas dan kerusakan besar, kata sejumlah narasumber medis keamanan Palestina. (Xinhua/Mohammed Ali)

Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa selama serangan ke Al-Shifa, pihaknya menewaskan para militan “dalam pertempuran jarak dekat, serta menemukan banyak senjata dan dokumen intelijen di seluruh rumah sakit itu.”

Menurut Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, sedikitnya 21 pasien tewas terbunuh di Al-Shifa sejak awal serangan.

Banner

“Kekerasan terus berlanjut di sekitar rumah sakit tersebut,” tulisnya di platform media sosial X. Setidaknya 107 pasien, termasuk empat anak-anak dan 28 pasien kritis, telantar di dalam kompleks medis itu, tanpa sarana perawatan yang diperlukan. “Banyak yang mengalami luka infeksi dan dehidrasi,” kata Tedros.

Rekaman video dan foto-foto dari rumah sakit itu menunjukkan kerusakan masif, termasuk bangunan-bangunan yang terbakar.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan