Banner

UA luncurkan kampanye untuk genjot akses pendidikan bagi anak perempuan di seluruh Afrika

Sejumlah siswi dari Ole Tipis Girls School menghadiri konferensi tingkat tinggi Aksi Iklim Pemuda (Youth for Climate Action) di Kenyatta International Convention Center (KICC) di Nairobi, Kenya, pada 7 September 2023. (Xinhua/John Okoyo)

Kampanye pendidikan anak perempuan dan wanita di Afrika merupakan upaya advokasi yang bertujuan untuk memobilisasi negara-negara Afrika guna mencapai 100 persen partisipasi anak perempuan di sekolah.

 

Nairobi, Kenya (Xinhua) – Uni Afrika (UA) meluncurkan kampanye untuk memperluas peluang bagi anak perempuan dalam mengakses pendidikan di benua tersebut.

Simone Yankey, pelaksana tugas koordinator Pusat Internasional UA untuk Pendidikan Anak Perempuan dan Wanita di Afrika, pada Selasa (20/2) malam waktu setempat mengumumkan bahwa upaya advokasi selama satu tahun itu bertujuan untuk memobilisasi negara-negara Afrika guna mencapai 100 persen partisipasi anak perempuan di sekolah.

“Kampanye tersebut juga menyerukan kepada pemerintah-pemerintah di Afrika untuk menjunjung tinggi komitmen mereka terkait pendanaan pendidikan dan kesetaraan gender dengan memastikan bahwa minimal 20 persen dari anggaran nasional dialokasikan untuk sektor pendidikan,” tutur Yankey secara virtual dalam acara peluncuran kampanye itu di Nairobi, ibu kota Kenya.

Kampanye pendidikan anak perempuan
Para siswa terlihat pada hari pertama semester baru di sebuah sekolah di Johannesburg, Afrika Selatan, pada 17 Januari 2024. Siswa sekolah dasar, menengah dan prasekolah di Johannesburg memulai semester baru pekan ini. (Xinhua/Shiraaz Mohamed)

Dia menyampaikan bahwa 2024 ditetapkan oleh UA sebagai tahun pendidikan di Afrika, sembari menyatakan kampanye itu telah mengidentifikasi para tokoh penggerak di setiap negara anggota UA untuk memelopori reformasi yang tanggap gender di sektor pendidikan guna memastikan sekolah-sekolah memberikan peluang yang setara bagi anak laki-laki dan perempuan.

Banner

Yankey menambahkan bahwa sekitar 60 juta anak perempuan putus sekolah di Afrika akibat berbagai tantangan terkait sosial budaya dan gender.

Ann Gachoya, wakil direktur pendidikan di Kementerian Pendidikan Kenya, menguraikan kampanye UA tersebut sejalan dengan komitmen negaranya dalam mengatasi ketimpangan pendidikan dan memastikan bahwa tidak ada anak perempuan yang tertinggal, sembari menyoroti Kenya telah mengalokasikan lebih dari 20 persen anggaran publiknya untuk pendidikan.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan