Banner

Satelit China tangkap gambar suar Matahari yang kuat

Roket pengangkut Long March-2D yang mengangkut satelit eksplorasi Matahari Advanced Space-based Solar Observatory (ASO-S), yang dalam bahasa Mandarin disebut Kuafu-1, lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di China barat laut pada 9 Oktober 2022, yang menjadi upaya ilmiah lebih lanjut negara itu untuk mengungkap rahasia Matahari. (Xinhua/Wang Jiangbo)

Suar Matahari diperkirakan akan menjadi lebih sering terjadi pada 2024 saat Matahari naik ke puncak Siklus Matahari 25, yang dikenal sebagai maksimum Matahari.

 

Beijing, China (Xinhua) – Satelit eksplorasi Matahari milik China, Kuafu-1, berhasil menangkap gambar suar Matahari yang kuat, yang dipancarkan oleh Matahari pada hari pertama 2024, menurut Observatorium Gunung Ungu yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS).

Suar Matahari yang memuncak pada Senin (1/1) pukul 05.55 Waktu Beijing atau pukul 04.55 WIB, diklasifikasikan sebagai suar X5.0, yang terkuat dalam lebih dari enam tahun. Lontaran massa korona juga terdeteksi secara bersamaan oleh satelit tersebut.

Suar Matahari merupakan ledakan besar dari permukaan Matahari yang memancarkan semburan radiasi elektromagnetik yang sangat kuat, yang dapat berlangsung hanya dalam hitungan menit. Suar tersebut dinilai berdasarkan kekuatannya, dengan kelas A sebagai yang terkecil, diikuti oleh B, C, M, dan X sebagai yang paling kuat.

Suar dan letusan Matahari dapat berdampak pada komunikasi radio frekuensi tinggi, jaringan listrik, dan sinyal navigasi, serta menimbulkan risiko bagi pesawat luar angkasa dan astronaut.

Banner

Chen Anqin, kepala prakiraan cuaca di Pusat Nasional untuk Cuaca Luar Angkasa China, mengatakan bahwa dampak suar Matahari terhadap Bumi akan sangat kecil. Namun, fenomena lain yang menyertai suar, seperti lontaran massa korona yang mencapai Bumi, dapat menyebabkan badai geomagnetik.

Namun, Chen mengatakan bahwa suar kelas X akan sering terjadi pada 2024.

Setiap 11 tahun, Matahari menyelesaikan siklus Matahari yang terdiri dari aktivitas tenang dan badai, lalu memulai siklus yang baru. Siklus Matahari saat ini, yang disebut Siklus Matahari 25, dimulai pada Desember 2019. Menurut Chen, dalam setiap siklus Matahari, ada sekitar 100 suar Matahari kelas X, dengan hampir 20 suar Matahari kelas X terjadi pada 2023 saja.

“Suar Matahari diperkirakan akan menjadi lebih sering terjadi pada 2024 saat Matahari naik ke puncak Siklus Matahari 25, yang dikenal sebagai maksimum Matahari,” ujar Chen.

Nama satelit Kuafu-1 diambil dari Kuafu, raksasa dalam mitologi China yang mengejar Matahari tanpa kenal lelah. Satelit itu diluncurkan dengan diangkut roket Long March-2D pada 2022.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan