Pembangunan Bendungan Sagami Jepang selama periode 1940-1947 membutuhkan sekitar 3,6 juta pekerja, termasuk hampir 300 warga China yang dibawa secara paksa ke Jepang oleh militer Jepang.
Tokyo, Jepang (Xinhua) – Sebuah upacara peringatan digelar pada Ahad (30/7) di Pusat Komunitas Danau Sagami di Prefektur Kanagawa, Jepang, untuk mengenang para pekerja dari berbagai negara yang tewas dalam pembangunan Bendungan Sagami.
Sejumlah perwakilan dari Jepang, China, dan Korea Selatan, serta penduduk lokal di sekitar konstruksi sipil tersebut, berpartisipasi dalam acara peringatan tersebut untuk memberikan penghormatan kepada para pekerja yang kehilangan nyawa mereka selama pembangunan bendungan tersebut.
Penderitaan para pekerja paksa tersebut merupakan cerminan pedih dari bencana besar yang menimpa masyarakat negara-negara Asia, termasuk China, akibat militerisme dan agresi Jepang, ujar Guo Xiaohan, counsellor di Kedutaan Besar China untuk Jepang, pada upacara peringatan tersebut.
“Kita kembali berkumpul di sini bukan untuk melanggengkan kebencian, tetapi untuk mengakui sejarah, memetik pelajaran, dan memberikan peringatan untuk mencegah agar tragedi ini tidak terulang kembali,” ujar sang counsellor.
Bendungan Sagami merupakan danau buatan serbaguna pertama di Jepang yang dibangun pada 1940 hingga 1947. Untuk membangun bendungan ini, Jepang membutuhkan sekitar 3,6 juta pekerja, termasuk hampir 300 warga China yang dibawa secara paksa ke Jepang oleh militer Jepang.
Karena kondisi kerja dan perlakuan yang keras, tercatat ada 83 korban dari para pekerja, termasuk 28 warga China.
Sejak 1979, banyak warga Jepang menggelar acara peringatan tahunan untuk mengenang para pekerja yang meninggal.
Laporan: Redaksi