Coba deh pikirkan lebih dalam tentang tubuh kita ini.
Aku penasaran setelah membaca komik Korea tentang ensiklopedia tubuh manusia. Semua anggota tubuh kita ada gambarnya di situ. Lucu-lucu.
Ada juga penjelesan tentang fungsi-fungsinya. Jantung, hati, kornea, sel, syaraf, dan organ tubuh lainnya yang saaangat kecil.
Lantas aku bertanya-tanya, apakah semua organ itu bergerak dengan sendirinya?
Kata ayahku, semua anggota tubuh itu namanya raga. Raga gak bisa ngapa-ngapain kalau gak ada yang namanya ruh.
Jadi aku paham, rupanya tubuh kita baru bisa bergerak karena ada ruh. Kalau kita mati berarti gak ada lagi ruh. Buktinya, orang mati gak bisa bergerak, kan?
Tapi, gak ada cerita tentang ruh di komik Koreaku itu.
Aku pun ke toko buku dan dibelikan buku oleh ayahku. Katanya, kalau aku mau tahu lebih banyak tentang ruh, baca aja buku itu, jangan cari di komik Korea atau Jepang.
Tunggu, tunggu…
Ruh itu diciptakan dari apa? Ruh itu diciptakan oleh Allah ﷻ. Dari itulah ada yang namanya kehidupan.
Apa bentuk ruh? Bentuk ruh gak bisa dilihat mata kita. Kalau sudah masuk ke raga manusia, barulah bisa dilihat kalau tubuh kita ini bergerak.
Kalau ruhnya dicabut? Ya itu yang namanya meninggal dunia.
Jadi, tubuh kita ini sama seperti “boneka”. Kita macam boneka kalau gak ada ruh. Mati, gak bisa bergerak. Kalau tubuh ditambahin ruh, hidup deh…
Saat Radhwa buat cerita ini pasti ada bayi yang lahir dan orang yang meninggal, entah di mana.
Jadi manfaatkan waktu kita di dunia untuk rajin beribadah dan mengajak orang-orang di sekeliling kita melakukan kebaikan.
Gak usah melakukan macem-macem, apalagi yang merugikan orang lain, karena ruh bisa dicabut setiap saat.
Awal mula
Oh ya, kapan ruh ditiup pada raga manusia? Ruh itu sudah ditiup sebelum raga kita ada.
Nah, kita ini pernah berjumpa dan bicara sama Allah ﷻ saat ruh mau ditiup ke raga lho! Kejadiannya saat di alam ruh.
Waktu itu, Allah ﷻ bertanya,”Apakah kau mengakui bahwa Aku adalah Tuhanmu?” Ruh kita menjawab,”Iya, benar, kami bersaksi.”
Berarti, kita pernah ngobrol dan bertemu langsung dengan Allah ﷻ, tapi ingatan kita tidak bisa merekam kejadian itu, alias kita lupa. Soalnya peristiwa itu sudah lama sangat, bahkan sebelum kita menjadi embrio dalam kandungan ibu.
Trus, raga dan ruh kita ini bergabung di dua alam saja, yaitu alam rahim dan alam dunia.
Alam rahim itu adalah saat kita masih dalam perut ibu, sedangkan alam dunia adalah alam yang sekarang ini kita hidup. Itulah jangka hayat kita.
Ada yang jangka hayatnya pendek, seperti baby yang keguguran dalam kandungan atau meninggal saat dilahirkan. Ada juga jangka hayatnya panjang, seperti kakek-nenek umur 100 tahun.
Nah, saat kita meninggal, ruh kita dicabut dari raga. Saat kita dikuburkan, raga dan ruh akan berpisah di alam barzakh.
Dari buku-buku yang aku baca, kalau hati kita baik, rendah hati, pokoknya apapun itu yang penting baik, taat sama perintah Allah ﷻ, maka ruh kita akan dicabut pelan-pelan dengan lembut. Gak sakit.
Tapi, kalau orang yang buruk hatinya, durhaka, dan malas ibadah, ruhnya akan ditarik secara paksa!
Jadi, walaupun kita masih anak-anak harus banyak beribadah supaya kalau ruh kita dicabut gak sakit.
Hiyyy…aku sih takut. Membayangkan ruh dicabut aja ngeri.
Penulis: ARadhwa Sagena Hasyim (murid kelas 6 SD Muhammadiyah 4 Samarinda, Kalimantan Timur; penulis novel kembar berjudul ASGIT 1 dan ASGIT 2, serta buku puisi berjudul “Sia-sia Saja Air Matamu”)
MasyaAllah Tabarakallah… Anak cerdas… Anak pintar.. Radhwa sayang.. Tubuh kita itu umpama casing yang Allah pinjamkan untuk mengisi ruh kita. Bahkan bukan hanya tubuh yg Allah pinjamkan.. Apa yang ada disekeliling kita pun ternyata cuma pinjaman dariNya. Tak satupun milik kita. Nah.. Makanya kita itu harus selalu jadi peminjam yang baik.