Banner

Taksi swakemudi siap layani penumpang di pinggiran Beijing, China

Sebuah robotaxi swakemudi yang dikembangkan oleh raksasa layanan penyedia pencarian dan kecerdasan buatan (AI) China Baidu dan produsen mobil China FAW Hongqi berpartisipasi dalam sebuah uji kendara untuk menjemput penumpang di Changsha, Provinsi Hunan, China tengah, pada 6 Desember 2019. (Xinhua/Xue Yuge)

Layanan taksi swakemudi China kian berkembang, dan kini tersedia untuk dipesan di pinggiran Beijing, menjadi kali pertama sebuah armada kendaraan otonomos penuh mendapat izin untuk beroperasi di sebuah kota metropolitan kelas dunia.

 

Beijing, China (Xinhua) – Taksi swakemudi kini tersedia untuk dipesan di pinggiran Beijing, menandai babak baru di bidang transportasi pintar, lapor surat kabar China Daily pada Senin (27/3).

Sebelumnya pada Maret, Beijing mengeluarkan lisensi bagi raksasa teknologi China Baidu dan perusahaan rintisan (startup) kendaraan otonomos Pony.ai untuk mengoperasikan layanan robotaxi swakemudi penuh, menurut laporan berita tersebut.

Ini merupakan kali pertama sebuah armada kendaraan otonomos penuh mendapat izin untuk beroperasi di sebuah kota metropolitan kelas dunia, imbuh laporan tersebut.

Kedua perusahaan itu, yang masuk dalam jajaran perusahaan terkemuka di industri kemudi otonomos China, masing-masing telah mengerahkan 10 kendaraan otonomos di area seluas 60 kilometer persegi di Yizhuang, yang berlokasi di pinggiran selatan Beijing, menurut laporan tersebut.

Banner
Layanan taksi swakemudi China
Sebuah kendaraan otonomos (pertama dari kanan) sedang menjalani uji coba tanpa pengemudi di sebuah jalan raya di Yizhuang, Beijing, ibu kota China, pada 19 Oktober 2021. (Xinhua/Peng Ziyang)

Laporan itu menambahkan bahwa Baidu berencana untuk memperluas layanan berbagi tumpangan (ride-hailing) dengan kendaraan otonomos ke 65 kota pada 2025 dan 100 kota pada 2030.

Nilai layanan taksi swakemudi China diperkirakan akan mencapai 1,3 triliun yuan per 2030 nanti, yang mencakup 60 persen dari pasar berbagi tumpangan di negara tersebut pada saat itu, papar laporan tersebut, mengutip perkiraan dari perusahaan konsultan global IHS Markit.

Terlepas dari keterbatasan saat ini yang mewajibkan robotaxi beroperasi di zona-zona yang telah ditentukan mengingat kondisi jalan yang kompleks dan kurangnya landasan hukum, cakupan kendaraan itu diperkirakan akan meluas dengan akumulasi data dan peningkatan algoritme, ujar Yale Zhang, Managing Director Automotive Foresight, perusahaan konsultan yang berbasis di Shanghai, sebagaimana dikutip dalam laporan tersebut.

Robotaxi juga diperkirakan akan membuka jalan bagi pengembangan kendaraan otonomos pribadi, yang berpotensi menjadi teknologi revolusioner yang mampu mentransformasi kehidupan masyarakat, imbuh Zhang.

*1 yuan = 2.204 rupiah

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan