Arab Saudi dan Iran sepakat untuk membuka kembali kantor kedutaan besar dan mengirim misi diplomatik mereka dalam waktu dua bulan, menggelar pembicaraan antara menteri luar negeri mereka tentang pengaturan pertukaran duta besar, serta mencari cara untuk meningkatkan hubungan bilateral.
Zagreb, Kroasia (Xinhua) – Kesepakatan antara Arab Saudi dan Iran untuk membangun kembali hubungan diplomatik tidak dapat dicapai tanpa peran penting China sebagai mediator, demikian disampaikan seorang analis politik asal Kroasia pada Senin (13/3).
“Ini merupakan kesuksesan bagi China,” kata Marinko Ogorec kepada Xinhua, seraya menambahkan bahwa China, sebagai sebuah negara besar di dunia, memiliki kemauan politik (political will) dan prestise internasional untuk membantu mencapai kesuksesan tersebut.
Setelah perseteruan terbuka selama bertahun-tahun, Arab Saudi dan Iran pada pekan lalu sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik setelah pembicaraan yang difasilitasi oleh China, sebuah perkembangan yang signifikan bagi kedua negara serta menjadi keuntungan bagi keamanan dan stabilitas Timur Tengah.
Dalam pernyataan bersama dengan China yang dirilis pada Jumat (10/3), Arab Saudi dan Iran sepakat untuk membuka kembali kantor kedutaan besar dan mengirim misi diplomatik mereka dalam waktu dua bulan, menggelar pembicaraan antara menteri luar negeri mereka tentang pengaturan pertukaran duta besar, serta mencari cara untuk meningkatkan hubungan bilateral.
Berbeda dengan Amerika Serikat (AS) yang memainkan peran menekan satu pihak dan mendukung pihak lain di Timur Tengah, China menggunakan pendekatan berbeda dengan memajukan dialog, perdamaian, dan kerja sama, tutur Ogorec.
China “masuk ke dalam negosiasi dengan membawa lebih banyak kepercayaan ketimbang AS,” dan dengan demikian lebih efektif, ujar Ogorec.
AS mendiskreditkan dirinya dalam apa yang disebut “Arab Spring” (Kebangkitan Dunia Arab), yang mana “AS pasti terlibat (di dalamnya),” kata Ogorec. Dia pun menambahkan bahwa gejolak tersebut tidak berakhir “seperti yang mereka perkirakan” dan bahwa pengaruh AS di kawasan itu telah berkurang.
Ogorec mengatakan dirinya percaya bahwa ketika dunia menuju multipolaritas, China akan memainkan peran yang bahkan lebih besar di kancah internasional di masa mendatang.
Peran mediasi China dalam memulihkan hubungan diplomatik Arab Saudi-Iran “merupakan tanda dari pengaruh China yang bahkan lebih besar di masa depan,” kata Ogorec.
Mengharapkan negosiasi antara Rusia dan Ukraina di masa mendatang, analis politik asal Kroasia itu mengatakan China juga dapat menjadi mediator penting untuk meredakan konflik Rusia-Ukraina.
Laporan: Redaksi