Gempa Turkiye dan Suriah telah menyebabkan sekitar 5,3 juta orang di Suriah kehilangan tempat tinggal, membuat negara ini berada dalam krisis di dalam krisis saat guncangan ekonomi masih melanda, sementara saat ini merupakan puncak musim dingin dengan badai salju mengganas di area-area yang terdampak.
Jenewa, Swiss (Xinhua) – Diperkirakan 5,3 juta orang di Suriah kemungkinan telah kehilangan tempat tinggal akibat gempa bumi yang melanda negara itu dan Turkiye awal pekan ini, seperti diungkapkan seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (10/2).
Sivanka Dhanapala, Perwakilan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Suriah, dalam konferensi pers melalui tautan video dari Damaskus mengatakan, “Kami baru saja mendapatkan perkiraan awal bahwa 5,37 juta orang yang terdampak gempa akan membutuhkan bantuan tempat penampungan di seluruh Suriah. ”
“Itu jumlah yang sangat besar dan terjadi pada populasi yang sudah mengalami pengungsian massal,” imbuhnya.
Dia mengatakan bahwa UNHCR saat ini berfokus pada penyediaan tempat penampungan dan berbagai barang bantuan untuk memastikan pusat-pusat pengungsi memiliki fasilitas yang memadai, seperti tenda, terpal plastik, selimut termal, alas tidur, dan pakaian musim dingin.
“Bagi Suriah, ini merupakan krisis di dalam krisis. Kami mengalami guncangan ekonomi, COVID, dan saat ini berada di puncak musim dingin, dengan badai salju mengganas di area-area yang terdampak,” ungkapnya.
Dia mengatakan kepada wartawan bahwa beberapa staf lokal PBB tidur di luar rumah mereka karena khawatir dengan kerusakan struktural rumah mereka.
“Ini hanyalah sebuah mikrokosmos dari apa yang terjadi di seluruh area yang terdampak,” tuturnya.
Catharina Boehme, seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada konferensi pers Jumat mengatakan bahwa situasinya sangat menyedihkan, dan berpacu dengan waktu.
Dia mengatakan bahwa Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dijadwalkan bertemu dengan mitra-mitra lokal dan warga yang terdampak di Aleppo pada Jumat.
Menurut pejabat itu, WHO telah mengirimkan pasokan medis dan alat bedah ke 16 rumah sakit di Suriah barat laut.
“WHO telah mengucurkan sekitar 3 juta dolar AS dari dana daruratnya, tetapi masih dibutuhkan lebih banyak lagi,” ujarnya.
*1 dolar AS = Rp15.120 rupiah
Laporan: Redaksi