Gempa Turkiye dan Suriah yang mengguncang pada Senin (6/2), menjadi pukulan keras bagi masyarakat Turkiye dan para pengungsi di wilayah tersebut, terutama warga Suriah, yang menderita akibat perang selama lebih dari satu dekade dan sedang didera krisis ekonomi dan badai musim dingin.
Jenewa, Swiss (Xinhua) – Kerusakan infrastruktur yang ekstensif akibat gempa di Turkiye dan Suriah menghambat upaya bantuan dari badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kata sejumlah pejabat pada Selasa (7/2).
Tim penilaian dan koordinasi bencana internasional pertama saat ini telah tiba di Bandara Adana di Turkiye, tutur sejumlah pejabat PBB dalam konferensi pers di Jenewa. Tim-tim tersebut akan bergerak ke Gaziantep, pusat gempa pertama, pada Selasa.
Namun, terdapat masalah keterbatasan akses jalan dan kekurangan jumlah truk untuk mengangkut mereka ke lokasi bencana. Oleh karena itu, otoritas bencana Turkiye sedang mempertimbangkan untuk mengerahkan helikopter dan truk-truk dari provinsi lainnya yang berjarak lebih jauh.
Dalam konferensi pers via tautan video pada Selasa, seorang perwakilan PBB di lapangan mengatakan bahwa sejauh ini, sekitar 8.000 orang telah diselamatkan oleh tim pencarian dan penyelamatan.
Sementara itu, badan pengungsi PBB UNHCR menyampaikan bahwa pihaknya menyediakan peralatan dapur, matras, dan tenda bagi mereka yang terdampak bencana.
“Gempa bumi yang terjadi baru-baru ini merupakan pukulan keras bagi masyarakat Turkiye dan para pengungsi di wilayah tersebut, terutama warga Suriah, yang menderita akibat perang selama lebih dari satu dekade dan sedang didera krisis ekonomi dan badai musim dingin,” kata seorang pejabat UNHCR.
Lebih dari 1,7 juta dari 15 juta warga yang tinggal di sepuluh provinsi di Turkiye yang paling terdampak oleh gempa bumi tersebut adalah para pengungsi Suriah, papar UNHCR. Di beberapa provinsi tersebut, satu dari dua orang merupakan pengungsi.
Turkiye menjadi penampung populasi pengungsi terbesar di dunia sejak 2014. Sekitar 4 juta pengungsi dan pencari suaka berada di Turkiye di bawah perlindungan sementara dan internasional.
“Kami tidak mengetahui jumlah pasti pengungsi yang terdampak bencana dan kemungkinan kami tidak akan dapat memastikannya dalam beberapa hari ke depan. Namun, kami khawatir jumlahnya akan signifikan mengingat pusat gempa berada di dekat area-area dengan kepadatan pengungsi yang tinggi,” ujar pejabat UNHCR tersebut.
Menurut sejumlah laporan media terbaru, lebih dari 8.000 orang tewas dan puluhan ribu lainnya luka-luka usai gempa dahsyat mengguncang Turkiye dan Suriah pada Senin (6/2). Sejumlah pejabat PBB menyampaikan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan akan terus bertambah. Selain itu, banyak bangunan di area-area yang terdampak bencana tidak memiliki struktur yang kokoh, dan dapat runtuh dalam beberapa hari mendatang.
PBB mengumumkan dana bantuan senilai 25 juta dolar AS untuk mengawali respons kemanusiaan.
Laporan: Redaksi