Keberadaan 32 spesies baru telah dicatat oleh sebuah survey, yang sebelumnya tidak terdokumentasikan di dekat Orchid Island (Pulau Anggrek), termasuk 21 krustasea, tujuh echinodermata dan empat spesies moluska.
Jakarta (Indonesia Window) – Sebuah survei hewan yang hidup di dasar laut di sekitar Orchid Island (Pulau Anggrek) atau yang dikenal juga sebagai pulau vulkanik tersebut telah mencatat keberadaan 32 spesies baru yang sebelumnya tidak terdokumentasi di daerah itu.
Species baru di Orchid Island yang terletak di sebelah tenggara Taiwan itu termasuk yang belum pernah dilaporkan sebelumnya di Pulau Formosa itu, the Ocean Conservation Administration (OCA/Administrasi Konservasi Laut mengatakan pada Rabu (11/1), seperti dikutip oleh kantor berita Taiwan, CNA.
Dalam siaran persnya, OCA mengatakan telah menugaskan Pusat Penelitian Biologi Perubahan Global Universitas Chung Hsing Nasional (NCHU), Departemen Sumber Daya Biologi Universitas Chiayi Nasional dan Museum Nasional Ilmu Pengetahuan Alam untuk melakukan survei bentik, atau invertebrata yang berada di dasar laut tahun lalu.
Survei tersebut mencatat keberadaan 32 spesies baru yang sebelumnya tidak terdokumentasikan di dekat Pulau Anggrek, termasuk 21 krustasea, tujuh echinodermata (filum yang mencakup bulu babi dan bintang laut), dan empat spesies moluska, kata OCA.
Salah satu echinodermata, makhluk kecil mirip bintang laut yang dikenal sebagai bintang rapuh kerdil, tercatat untuk pertama kalinya di Taiwan, kata lembaga konservasi tersebut.
Sementara itu, OCA mengatakan krustasea yang baru didokumentasikan di pulau yang dikenal juga sebagai sebuah pulau vulkanik seluas 45 km² di lepas pantai tenggara Taiwan itu termasuk kepiting fiddler berkaki tebal, spesies yang mendiami zona intertidal dan terkenal karena warna merahnya yang khas.
Survei tersebut juga hanya berisi penampakan spesies kepiting Ptychognathus stimpsoni yang tercatat kedua di Taiwan, yang ditemukan oleh profesor NCHU Shih Hsi-te dan mahasiswa doktoral Hsu Jhih-wei pada tahun 2020, menurut OCA.
Secara keseluruhan, survei tersebut mendokumentasikan lebih dari 150 spesies invertebrata bentik, termasuk lebih dari 20 persen untuk pertama kalinya, yang menunjukkan keanekaragaman hayati Pulau Anggrek serta kebutuhan akan survei yang lebih komprehensif di masa depan, kata Administrasi Konservasi Laut itu.
Laporan: Redaksi