Banner

Ribuan perawat di New York City gelar aksi mogok untuk hari ketiga

Sejumlah pengunjuk rasa meneriakkan slogan di luar Rumah Sakit Mount Sinai di Manhattan, New York, Amerika Serikat, pada 11 Januari 2023. (Xinhua/Ziyu Julian Zhu)

Aksi mogok perawat di New York City akan berlanjut hingga sebuah kesepakatan tercapai, dan poin penting dalam negosiasi tersebut adalah memastikan jumlah perawat yang memadai agar dapat merawat pasien dengan aman.

 

New York City, AS (Xinhua) – Ribuan perawat dari Rumah Sakit Mount Sinai dan Montefiore Bronx di New York City melanjutkan aksi mogoknya pada hari ketiga karena masalah kekurangan staf, upah yang rendah, dan sejumlah isu lainnya.

Dengan mengenakan topi merah, ratusan perawat berbaris di kedua sisi Madison Avenue dekat pintu masuk Rumah Sakit Mount Sinai pada Rabu (11/1) pagi.

Sementara itu, sejumlah perawat lainnya dalam kelompok yang lebih kecil berkumpul di 5th Avenue di sisi lain kompleks Rumah Sakit Mount Sinai.

Aksi mogok perawat
Sejumlah pengunjuk rasa menyusuri jalan di luar Rumah Sakit Mount Sinai di Manhattan, New York, Amerika Serikat, pada 11 Januari 2023. (Xinhua/Ziyu Julian Zhu)

Para perawat meminta perekrutan lebih banyak tenaga perawat dan penegakan persyaratan kepegawaian yang aman sekaligus mengeluhkan gaji dan bonus yang tinggi untuk manajemen rumah sakit.

Banner

Minna Scott, seorang perawat terdaftar di Rumah Sakit Mount Sinai, mengatakan kepada Xinhua bahwa “99 persen perawat memilih untuk mengizinkan aksi mogok ini dan kami semua berunjuk rasa di jalan.”

Mount Sinai adalah rumah sakit swasta, sehingga tidak berada di bawah undang-undang Negara Bagian New York untuk menegakkan undang-undang ketenagakerjaan termasuk mengenai rasio staf, kata Scott.

Saat ini terdapat lebih dari 500 lowongan perawat dan perawat harus bekerja lembur karena kekurangan staf, lanjutnya.

Aksi mogok perawat
Sejumlah pengunjuk rasa meneriakkan slogan di luar Rumah Sakit Mount Sinai di Manhattan, New York, Amerika Serikat, pada 11 Januari 2023. (Xinhua/Ziyu Julian Zhu)

“Setiap hari semakin banyak perawat yang meninggalkan rumah sakit, tidak hanya karena lelah, tidak karena sudah tak tahan lagi, tetapi karena mereka menolak bekerja dalam kondisi kerja yang tidak aman,” tambah Scott.

“Perawat tidak menerima upah yang cukup. Kepala rumah sakit ini, menurut Internal Revenue Service (IRS), menghasilkan 12.437.000 dolar setahun. Tentu, mereka dapat membantu para perawat dan memberi mereka kenaikan gaji,” kata Lorraine Skeen, seorang pensiunan guru, yang datang untuk menunjukkan solidaritasnya dengan perawat.

Menurut laporan, sekitar 7.000 perawat dari kedua rumah sakit tersebut bergabung dalam aksi mogok ini, sementara Mount Sinai Morningside dan Mount Sinai West mencapai kesepakatan tentatif dengan serikat perawat negara bagian dalam kontrak baru pada Minggu (8/1) sehingga pemogokan dapat dihindari.

Banner

Aksi mogok akan berlanjut hingga sebuah kesepakatan tercapai, dan poin penting dalam negosiasi tersebut adalah memastikan jumlah perawat yang memadai agar dapat merawat pasien dengan aman, menurut rilis dari Asosiasi Perawat Negara Bagian New York pada Rabu.

*1 dolar AS = 15.527 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan