Kerja sama pertanian bertujuan untuk bertukar gagasan tentang bagaimana berkontribusi pada ketahanan pangan global, pengentasan kemiskinan, dan pembangunan hijau.
Beijing, China (Xinhua) – Lebih dari 300 partisipan yang berasal dari sejumlah organisasi internasional, lembaga penelitian, universitas, dan perusahaan bertemu dalam Konferensi Penelitian Pertanian Internasional (International Agricultural Research Conference) ke-6 di Beijing pada Kamis (15/12) untuk bertukar gagasan tentang bagaimana berkontribusi pada ketahanan pangan global, menyerukan lebih banyak kerja sama internasional di bidang pertanian.
Bertema ‘Memperkuat kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian untuk bersama-sama mempromosikan ketahanan pangan global’ (Strengthening agricultural science and technology cooperation to jointly promote global food security), konferensi tersebut diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Pertanian Internasional (Center for International Agricultural Research/CIAR) dan Departemen Kerja Sama Internasional di Akademi Ilmu Pertanian China (Chinese Academy of Agricultural Sciences/CAAS), mengadopsi bentuk kuliah virtual dan siaran daring.
Presiden CAAS Wu Kongming mengatakan bahwa CAAS tetap berkomitmen untuk memberikan solusi dan kearifan China guna membantu mengatasi berbagai tantangan global seperti ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, dan pembangunan hijau, serta melaksanakannya melalui mekanisme kerja sama internasional multilateral dan bilateral.
Dalam sambutannya, Wu menyerukan kepada lembaga-lembaga terkait untuk melakukan upaya bersama guna mempromosikan kerja sama internasional dalam ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian.
Menurut Carlos Watson, Perwakilan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (Food and Agriculture Organization/FAO) di China, konferensi tersebut menawarkan kesempatan besar dan tepat waktu untuk memfasilitasi diskusi konstruktif tentang aksi bersama internasional mengenai pembangunan pertanian global dan ketahanan pangan, dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi dan perubahan iklim.
“Mengingat pengalaman China dalam keberhasilan pengentasan kemiskinan ekstrem, inovasi digital, serta pembangunan pertanian dan pedesaan, China berada di posisi unik untuk berbagi pengalaman inovasi, teknologi inovatif, dan praktik terbaiknya dengan seluruh dunia,” katanya.
Selama konferensi tersebut, para pakar membahas situasi saat ini dan prospek kerja sama internasional dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian di masa mendatang. Mereka juga membahas lingkungan kebijakan, lingkungan pasar, model investasi, dan permintaan layanan untuk investasi pertanian luar negeri, serta strategi dan langkah-langkah untuk memastikan ketahanan pangan global.
Konferensi Penelitian Pertanian Internasional telah diadakan selama enam tahun berturut-turut sejak 2017.
Laporan: Redaksi