Perekonomian Belanda diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dalam dua tahun ke depan, dengan total aset untuk 2022 diperkirakan masih akan berada di angka 4,2 persen.
Den Haag, Belanda (Xinhua) – Rabobank Belanda pada Senin (5/12) memperingatkan bahwa setelah mencatatkan tingkat pertumbuhan pemulihan yang mengesankan pada 2021 dan 2022, perekonomian Belanda diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dalam dua tahun ke depan.
Karena pertumbuhan yang kuat pada paruh pertama tahun ini, angka pertumbuhan ekonomi dalam hal total aset untuk 2022 diperkirakan masih akan berada di angka 4,2 persen, kata bank terbesar kedua di Belanda itu dalam sebuah rilis pers. “Namun, untuk 2023 dan 2024, kami memperkirakan tingkat pertumbuhan yang jauh lebih rendah.”
Kelangkaan dan kenaikan harga terus melanda Belanda serta mitra-mitra dagang penting, sementara pemerintah ingin merangsang perekonomian, lanjut pernyataan itu.
“Menurut pandangan kami, situasi ini mendorong perekonomian ke mode ‘muddling through’ (siklus pertumbuhan rendah dan fluktuatif): tidak ada kontraksi yang kuat ataupun pertumbuhan yang kuat. Oleh karena itu, kami memperkirakan perekonomian Belanda akan tumbuh hanya 0,6 persen pada 2023, diikuti pertumbuhan 1,0 persen pada 2024.”
Inflasi turun tipis dalam beberapa bulan terakhir,” ujar Rabobank. “Namun, hal itu tidak dapat mencegah inflasi rata-rata sepanjang tahun 2022 berakhir dengan dua digit. Kami mengasumsikan 11,6 persen, diikuti 4,2 persen pada 2023.”
Dalam proyeksinya pada September 2022, Biro Analisis Kebijakan Ekonomi Belanda (CPB) memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 1,5 persen untuk 2023.
Laporan: Redaksi