Pusat pencetakan 3D medis di Provinsi Henan, China tengah, telah mengerjakan penerapan klinis dan penelitian ilmiah teknologi pencetakan 3D, dikombinasikan dengan penerapan pencitraan digital dan pengobatan presisi.
Zhengzhou, China (Xinhua) – Sebuah pusat pencetakan 3D medis di Provinsi Henan, China tengah, telah mengerjakan penerapan klinis dan penelitian ilmiah teknologi pencetakan 3D, dikombinasikan dengan penerapan pencitraan digital dan pengobatan presisi.
Seorang pakar dari pusat tersebut mengatakan bahwa model-model hasil pencetakan 3D itu dapat berfungsi sebagai alat yang nyaman untuk uji coba penempatan implan dan perangkat medis lainnya.
“Model-model hasil pencetakan 3D medis dapat memberikan kenyamanan bagi dokter dalam pengaturan klinis. Model di tangan saya ini dicetak sesuai dengan data pemindai tomografi terkomputasi (computerised tomography/CT) pasien,” kata Wang Yifan, asisten insinyur Pusat Pencetakan 3D Medis Rumah Sakit Terafiliasi Pertama Universitas Zhengzhou.
Dia melanjutkan, dengan model itu, dokter dapat menguji dan memutuskan ukuran stent dengan bantuan data dan model tersebut.
“Sementara itu, untuk menyimulasikan organ asli semirip mungkin, dinding pembuluh darah dan katup model tersebut dibuat lunak, dan kalsifikasinya keras. Ini dapat meningkatkan secara signifikan efisiensi dan akurasi operasi,” jelasnya.
Pusat tersebut saat ini dilengkapi dengan 15 jenis alat pencetak 3D yang berbeda. Pakar itu menunjukkan bahwa penerapan teknologi pencetakan 3D dalam perawatan medis juga dapat memenuhi kebutuhan perawatan yang dipersonalisasi.
Wang juga menunjukkan tulang dada hasil pencetakan 3D, yang dapat dengan sempurna dipasang ke dalam struktur tulang pasien. (Cetakan) ini dapat dikustomisasi pada saat bersamaan.
“Kami dapat merancang dan memprosesnya agar lebih ringan, dan membuatnya lebih kompatibel dengan struktur mekanis manusia,” tuturnya.
“Dengan perkembangan berkelanjutan dari teknologi pencetakan 3D, saya yakin bahwa suatu hari nanti, (teknologi) itu dapat digunakan secara luas dalam praktik klinis,” ujar Wang.
Laporan: Redaksi