Banner

ifo Institute: Kelangkaan bahan di sektor manufaktur Jerman mereda

Foto yang diabadikan pada 2 November 2022 ini memperlihatkan perangkat medis dari perusahaan Jerman Siemens yang akan dipamerkan di Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) kelima di Shanghai, China timur. (Xinhua/Fang Zhe)

Industri manufaktur Jerman sempat mengalami kelangkaan bahan, dan kini telah mereda, tetapi di industri otomotif, jumlah perusahaan yang melaporkan masalah rantai pasokan meningkat.

 

Frankfurt, Jerman (Xinhua) – Kelangkaan bahan di sebagian besar industri manufaktur Jerman telah mereda, tetapi di industri otomotif, jumlah perusahaan yang melaporkan masalah rantai pasokan meningkat, menurut wadah pemikir (think tank) ifo Institute for Economic Research pada Rabu (30/11).

Pada November, sebanyak 59,3 persen perusahaan manufaktur Jerman yang disurvei melaporkan kelangkaan bahan, level terendah sejak April 2021. Pada Oktober, jumlah tersebut tercatat di angka 63,8 persen, kata wadah pemikir yang berbasis di Munich itu.

Terlepas dari sinyal yang menggembirakan tersebut, “terlalu dini untuk mengatakan bahwa situasi pada dasarnya telah mereda,” komentar Klaus Wohlrabe, kepala survei di ifo, menambahkan bahwa “masih banyak pesanan yang tidak dapat diproses.”

Laporan tersebut juga mengungkapkan perbedaan yang jelas di antara sejumlah industri.

Banner
Industri manufaktur Jerman
Tanda gerbang masuk untuk kendaraan terlihat di dealer mobil BMW di Berlin, ibu kota Jerman, pada 7 Mei 2020. (Xinhua/Binh Truong)

Di industri otomotif, persentase perusahaan yang mengalami kelangkaan bahan naik dari 74,9 persen menjadi 83,2 persen.

Sementara itu, proporsi produsen mesin dan peralatan yang terdampak masalah tersebut turun 7,8 poin persentase dari bulan lalu menjadi 78,7 persen.

Lebih dari 70 persen produsen minuman dan peralatan listrik yang disurvei di Jerman mengatakan kepada ifo Institute bahwa mereka masih mengalami kelangkaan bahan.

Pada November, kurang dari 30 persen produsen produk kulit, furnitur, dan logam dasar di Jerman melaporkan masalah hambatan pasokan, menurut laporan tersebut.

Kurangnya produk input dari luar negeri sangat merugikan industri Jerman, kata majalah berita bisnis Jerman WirtschaftsWoche, mengutip sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh Institut Kebijakan Ekonomi Makro Jerman (IMK).

Industri manufaktur Jerman
Seorang pria mengisikan bahan bakar ke sebuah kendaraan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Berlin, Jerman, pada 5 September 2022. (Xinhua/Ren Pengfei)

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman bisa mencapai 1,2 persen lebih tinggi pada 2021 dan 1,5 persen lebih tinggi pada pertengahan 2022 seandainya semua pesanan baru dapat diproses, kata studi IMK itu.

Banner

“Data ini menggarisbawahi perlunya memberikan perhatian yang lebih besar pada ketahanan rantai pasokan dengan mengorbankan efisiensi biaya,” tulis para peneliti IMK dalam ringkasan penelitiannya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan