Sebanyak 162 orang meninggal dalam gempa Cianjur, namun angkanya masih belum bisa dipastikan, kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy dalam jumpa pers di Cianjur, Selasa.
Jakarta (Indonesia Window) – Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengatakan data korban gempa M 5,6 Cianjur belum bisa dipastikan, dan data sementara melaporkan sebanyak 162 orang meninggal.
Sebanyak 162 orang meninggal dalam gempa Cianjur, namun angkanya masih belum bisa dipastikan, kata Menko Muhadjir dalam jumpa pers di Cianjur seperti rekaman yang dibagikan kepada wartawan, Selasa.
Pernyataan itu disampaikan Muhadjir setelah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak dalam penanganan tanggap bencana gempa Cianjur.
Hadir dalam kesempatan itu Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Kepala BNPB Suharyanto, Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, hingga Bupati Cianjur Herman Suherman.
“Kami atas nama pemerintah mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya dan ikut prihatin yang mendalam atas kejadian yang betul-betul di luar kehendak kita semua,” ujar Muhadjir, seperti dikutip oleh detiknews.
“Mudah-mudahan mereka yang menjadi korban bencana di Cianjur ini termasuk orang-orang yang syahid karena dalam ajaran agama yang saya yakini mereka-mereka yang meninggal karena bencana itu kematiannya setara atau setingkat dengan orang-orang yang meninggal dalam keadaan syahid,” kata Muhadjir.
Gempa yang terjadi pada pukul 13:21:10 WIB, Senin, tersebut dirasakan di Cianjur pada skala MMI (Modified Mercalli Intensity) V-VI, Garut (MMI IV – V), Sukabumi (MMI IV – V), Cimahi (MMI III), Lembang (MMI III), dan Kota Bandung (MMI III).
Gempa tersebut juga dirasakan di Cikalong Wetan (MMI III), Rangkas Bitung (MMI III), Bogor (MMI III), Bayah (MMI III), Rancaekek (MMI II – II), Tangerang Selatan (MMI II – III), Jakarta (MMI II – III), Depok (MMI II – III), Tangerang (MII II – II), dan Bakauheni (MMI III).
Gempa dangkal yang tidak berpotensi tsunami tersebut terjadi pada koordinat 6,84 LS, 107,05 BT, di kedalaman 11 km di darat, 10 km Barat Daya Kabupaten Cianjur.
Berdasarkan kajian inaRISK, sebanyak 32 kecamatan di Kabupaten Cianjur memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bahaya gempa bumi.
Warga di wilayah terdampak gempa diimbau untuk memeriksa struktur bangunan sebelum masuk kembali ke rumah mereka, guna memastikan tidak ada kerusakan seperti tiang rumah, kuda-kuda atap, dan struktur lainnya.
Warga juga diminta agar tetap waspada terhadap potensi gempa susulan dengan terus mengikuti pemutakhiran data dari lembaga berwenang.
Laporan: Redaksi