Banner

China-Jepang capai konsensus untuk stabilkan dan kembangkan hubungan bilateral

Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Bangkok, Thailand, pada 17 November 2022. (Xinhua/Zhai Jianlan)

Konsensus China-Jepang bertujuan menstabilkan dan mengembangkan hubungan bilateral, menindaklanjuti konsensus politik bahwa kedua negara harus ‘menjadi mitra, bukan ancaman’.

 

Bangkok, Thailand (Xinhua) – Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Kamis (17/11) di Bangkok, Thailand, dan kedua belah pihak mencapai konsensus lima poin untuk menstabilkan dan mengembangkan hubungan bilateral.

Pertama, kedua belah pihak sepakat bahwa signifikansi hubungan China-Jepang belum dan tidak akan berubah, dan kedua belah pihak harus mematuhi prinsip-prinsip dari empat dokumen politik China-Jepang, menindaklanjuti konsensus politik bahwa kedua negara harus ‘menjadi mitra, bukan ancaman’.

Mereka juga sepakat bahwa kedua belah pihak harus mengintensifkan pertukaran dan komunikasi tingkat tinggi untuk terus meningkatkan rasa saling percaya politik dan bersama-sama membangun hubungan China-Jepang yang konstruktif, stabil, dan penting yang sesuai dengan era baru.

Kedua, kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan putaran baru Dialog Ekonomi Tingkat Tinggi China-Jepang sesegera mungkin, memperkuat kerja sama di berbagai bidang termasuk konservasi energi dan perlindungan lingkungan, pembangunan hijau, perawatan kesehatan dan rehabilitasi, serta perawatan lansia, dan bersama-sama menyediakan lingkungan bisnis yang adil, tidak diskriminatif, dan dapat diprediksi bagi perusahaan.

Banner

Ketiga, kedua belah pihak memuji rangkaian kegiatan dalam memperingati 50 tahun normalisasi hubungan China-Jepang tahun ini, sepakat untuk mengadakan pertemuan baru mekanisme konsultasi tingkat tinggi tentang pertukaran antarmasyarakat antara China dan Jepang sesegera mungkin, serta memfasilitasi pertukaran dan komunikasi melalui berbagai saluran antarpemerintah, partai politik, badan legislatif, daerah, dan kaum muda.

Keempat, kedua belah pihak sepakat untuk membuka sambungan telepon langsung untuk mekanisme penghubung maritim dan udara di bawah departemen pertahanan mereka sesegera mungkin, meningkatkan dialog dan komunikasi antara departemen pertahanan dan kelautan, serta bersama-sama mematuhi kesepakatan prinsip empat poin yang dicapai pada 2014.

Kelima, mereka juga sepakat untuk bersama-sama memikul tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan kemakmuran internasional serta regional, meningkatkan koordinasi dan kerja sama dalam urusan internasional dan regional, serta berupaya dalam mengatasi tantangan global.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan