Identifikasi transaksi senjata api di AS akan diterapkan oleh Visa Inc., pemroses pembayaran terbesar di dunia, dengan kode baru.
Jakarta (Indonesia Window) – Visa Inc., pemroses pembayaran terbesar di dunia, mengatakan pada Sabtu (10/9) bahwa pihaknya akan menerapkan kode kategori pedagang baru untuk pengecer senjata di Amerika Serikat (AS), yang akan mengidentifikasi transaksi di toko senjata api di negara tersebut.
Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) menyetujui pembuatan kode pedagang pada Jumat (9/9) menyusul tekanan dari aktivis kontrol senjata yang mengatakan cara itu akan membantu melacak pembelian senjata yang mencurigakan.
“Menyusul keputusan ISO untuk menetapkan kode kategori pedagang baru, Visa akan melanjutkan langkah selanjutnya, sambil memastikan kami melindungi semua perdagangan legal di jaringan Visa sesuai dengan aturan lama kami,” kata Visa dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Mastercard Inc. mengatakan pada Jumat bahwa setelah persetujuan ISO, “kami sekarang mengalihkan fokus kami ke bagaimana kode itu akan diterapkan oleh pedagang dan bank mereka karena kami terus mendukung pembelian yang sah di jaringan kami sambil melindungi privasi dan keputusan pemegang kartu individu.”
Perusahaan layanan keuangan lainnya, American Express Co. mengatakan ketika ISO mengembangkan kode baru, perusahaan akan bekerja dengan prosesor dan mitra pihak ketiga dalam implementasi.
Kode tersebut akan menunjukkan di mana seseorang membelanjakan uang tetapi bukan barang apa yang dibeli.
Beberapa dana pensiun utama AS termasuk untuk pekerja pemerintah di New York City dan California telah mengajukan resolusi pemegang saham yang meminta perusahaan pembayaran untuk mempertimbangkan masalah ini.
Beberapa aktivis hak senjata khawatir kode baru itu dapat mengarah pada pengawasan yang tidak sah.
Penembakan massal tahun ini, termasuk di sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas yang menewaskan 19 anak-anak dan dua guru, telah menambah perdebatan lama AS mengenai pengendalian senjata.
Presiden AS Joe Biden telah meminta Kongres untuk meloloskan larangan senjata serbu serta 37 miliar dolar AS untuk program pencegahan kejahatan, dengan 13 miliar dolar untuk mempekerjakan dan melatih 100.000 petugas polisi tambahan selama lima tahun ke depan.
Sumber: Reuters
Laporan: Redaksi