Pemuda Palestina berlatih parkur di atas puing-puing bangunan yang hancur di Kota Rafah, berayun di antara reruntuhan dengan aksi akrobatik yang impresif.
Jakarta (Indonesia Window) – Sekelompok kaum muda Palestina menghidupkan kembali bagian Gaza yang hancur dengan berlatih parkur di atas puing-puing tersebut.
Daerah kantong pesisir itu mengalami konflik selama tiga hari antara Jihad Islam Palestina (Palestinian Islamic Jihad/PIJ) dan tentara Israel pada awal Agustus, yang menewaskan sedikitnya 49 warga Palestina.
Dalam upaya untuk mengekspresikan kecintaan mereka terhadap kehidupan, lima pemuda Palestina berlatih parkur di atas puing-puing bangunan yang hancur di Kota Rafah, berayun di antara reruntuhan dengan aksi akrobatik yang impresif.
Kelima pemuda itu memilih bangunan milik keluarga al-Mudallal, yang menjadi target pesawat tempur Israel pada 6 Agustus, hari kedua dalam konflik antara Israel dan Jihad Islam Palestina yang berlangsung selama tiga hari.
Selama kampanye militer di wilayah kantong pesisir tersebut, tentara Israel menyerang puluhan situs militer serta bangunan tempat tinggal, menyebutkan bahwa situs dan bangunan tersebut adalah milik militan Jihad Islam Palestina.
Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan di Gaza, eskalasi Israel di Jalur Gaza baru-baru ini menyebabkan 22 unit rumah hancur total, 77 unit hancur sebagian, dan 1.908 rumah sebagian tidak dapat dihuni.
Naji Muammar, seorang praktisi parkur (traceur) yang berbasis di Rafah, mengatakan kepada Xinhua bahwa dia berlatih parkur di atas puing-puing bangunan untuk menyampaikan pesan pribadinya bahwa “warga Gaza mencintai kehidupan terlepas dari semua situasi tak terbayangkan yang telah mereka alami untuk waktu yang lama.”
“Saya datang ke sini untuk menyampaikan pesan sebagai praktisi parkur bahwa kami ada di sini terlepas dari insiden pengeboman dan kehancuran di Gaza, tetapi kami melanjutkan aktivitas olahraga kami dan kami ingin menyampaikan kepada dunia bahwa kami adalah orang-orang yang mencintai kehidupan. Kami memiliki tekad dari dalam diri kami sendiri bahwa kami dapat melanjutkan hidup kami bahkan di tengah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Ahmed Abu Azra, traceur lainnya yang berbasis di Rafah, percaya bahwa berlatih parkur di atas puing-puing bangunan akan membantu orang-orang menyingkirkan energi negatif dari diri mereka, serta mendorong mereka untuk menantang kondisi sulit yang mereka alami demi melanjutkan hidup mereka.
“Berlatih parkur dapat melepaskan energi negatif. Kami datang untuk menyampaikan pesan bahwa terlepas dari perang dan semua yang terjadi, olahraga masih hidup di Gaza. Saya berharap suatu hari nanti Palestina akan bebas.”
Mohammed al-Mudallal, pemilik rumah yang hancur itu, mengatakan kepada Xinhua bahwa “kini saya merasa telah berhasil membuktikan kepada dunia bahwa warga Palestina mencintai kehidupan dan menekuni segala jenis olahraga.”
“Kami mengirim pesan kepada dunia bahwa kami adalah orang-orang yang mencintai kehidupan dan menekuni segala jenis olahraga. Para traceur umumnya gemar berolahraga terlepas dari semua bencana yang terjadi. Kami mencoba menjalani kehidupan normal, tetapi Israel bersikeras membunuh warga Palestina. Kendati demikian, kami mencintai kehidupan dan kami akan selalu menjaga kecintaan kami terhadap kehidupan.”
Sumber: Xinhua
Laporan: Redaksi