Jakarta (Indonesia Window) – Berita palsu atau fake news ibarat penyakit menular yang cepat menyebar dan mampu melintasi batas-batas dunia.
Upaya untuk membendung banjir informasi palsu, terutama yang beredar di dunia maya terus berlanjut. Namun demikian berita palsu lagi-lagi seperti virus yang selalu menemukan bentuk lainnya guna menjalari setiap lapisan masyarakat.
Kantor berita terkemuka Rusia TASS mengajukan inisiatif untuk meratifikasi piagam media global guna memerangi berita palsu, demikian dikutip di Jakarta, Selasa.
“Berita palsu adalah ancaman bagi stabilitas global,” ujar Wakil Direktur Jenderal Pertama TASS Mikhail Gusman pada Konferensi Tingkat Tinggi Presidium Media Dunia (WMS) yang dibuka di Shanghai, Senin (18/11).
“Saya tekankan bahwa laporan palsu di bidang media menciptakan bahaya besar bagi perdamaian,” katanya.
“Informasi palsu, atau lebih tepatnya, informasi yang salah dan manipulasi informasi telah menjadi senjata, dan secara aktif digunakan oleh berbagai kekuatan untuk mencapai tujuan politik dan ekonomi yang berbeda,” kata Gusman.
Menurut Gusman, topik tentang upaya membendung berita palsu sedang dibahas di berbagai platform.
Perwakilan dari Reuters, Kantor Berita Perancis Agence France-Presse (AFP), Kantor Berita Jepang Kyodo dan kantor berita lainnya berbicara pada pertemuan tersebut tentang ancaman berita palsu.
Wakil Direktur Jenderal Pertama TASS mengusulkan agar pada KTT Media Dunia berikutnya, yang dijadwalkan pada 2020 di China, seluruh pihak harus merumuskan piagam media global khusus guna memerangi informasi yang salah dan berita palsu.
Konsep piagam dapat disusun oleh TASS bersama dengan anggota lain dari Presidium Konferensi Tingkat Tinggi Presidium Media Dunia, katanya.
Pada pertemuan tersebut, para pihak membahas tantangan dan harapan yang dihadapi media massa, mengingat semakin banyaknya teknologi media baru.
Konferensi Tingkat Tinggi Presidium Media Dunia, yang diadakan atas inisiatif Kantor Berita China Xinhua, dihadiri oleh kantor berita utama dunia seperti TASS, Associated Press, Reuters, BBC, Agence France-Presse (AFP), ANSA, Kyodo, dan lainnya.
Direktur Jenderal Xinhua Cai Mingzhao mengatakan sudah tiga tahun sejak KTT Media Dunia terakhir di ibu kota Qatar, Doha dan sudah waktunya untuk memilih tempat untuk mengadakan forum berikutnya, mengingat perubahan penting yang dihadapi industri media dunia.
Menurut Cai Mingzhao, ada semakin banyak peserta di bidang media yang tidak terkait dengan industri tersebut, dan batas-batas sedang dihapuskan di antara berbagai media, sementara jumlah pengguna jejaring sosial di China saja mencapai 849 juta.
Laporan: Redaksi