Pada tahun 2022 jumlah pedagang dan pengguna QRIS diharapkan bisa mencapai 30 juta, lalu naik menjadi 65 juta dalam tiga tahun mendatang.
Jakarta (Indonesia Window) – Bank Indonesia (BI) mencatat sebanyak 18,7 juta merchant atau pedagang dan pengguna telah tersambung dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) atau kode standar pembayaran nasional sejak pertama kali diluncurkan pada 17 Agustus 2019 hingga saat ini.
“Dari total tersebut sebanyak 90 persen pengguna adalah UMKM,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pembukaan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022 yang juga merupakan side event G20 Indonesia di Nusa Dua, Bali, Senin.
Dia berharap pada tahun ini jumlah pedagang dan pengguna QRIS bisa mencapai 30 juta, lalu naik menjadi 65 juta dalam tiga tahun mendatang.
Jumlah transaksi digital di Tanah Air justru meningkat selama pandemik COVID-19. Hal ini telah menyelamatkan dan mempercepat pemulihan sektor ekonomi nasional.
Angka dari situs jejaring kode pembayaran QRIS yang diakses pada Senin menunjukkan, nilai total transaksi dari seluruh merchant yang dilakukan lewat aplikasi ini mencapai 183.266.743.016 rupiah.
Lebih lanjut Gubernur BI menuturkan, kegiatan e-commerce di Tanah Air terus berkembang dengan kenaikan nilai transaksi sebesar 31 persen pada tahun ini menjadi 536 triliun rupiah. Sementara itu, uang elektronik juga tumbuh 18 persen menjadi 360 triliun rupiah.
BI juga memproyeksikan, seluruh layanan perbankan digital pada 2022 meningkat 26 persen menjadi 51.000 triliun rupiah.
Perry menyebutkan, pada 2019 bank sentral meluncurkan blueprint Digitalisasi Sistem Pembayaran Indonesia pada 2019 sebagai panduan digitalisasi ekonomi dan keuangan di Tanah Air.
Selain itu, pada 2021 pemerintah juga telah meluncurkan ‘jalan tol’ untuk transaksi retail yaitu BI Fast Payment yang telah menjadi ‘penyelamat’ selama COVID-19.
Pada tahun ini BI juga akan bekerja sama dengan negara-negara ASEAN-5 untuk menggunakan kode pembayaran QRIS antarnegara, fast payment, dan kerja sama mata uang lokal.
FEKDI 2022 digelar selama 5 hari hingga tanggal 15 Juli 2022 secara hybrid, menghadirkan ragam bahasan dan diskusi tentang perkembangan ekonomi dan keuangan digital oleh otoritas, pelaku industri, akademisi dan lembaga internasional.
Topik bahasan FEKDI 2022 meliputi sinergi dan kolaborasi ekonomi dan keuangan digital; mata uang digital; ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan; pembayaran lintas negara (cross border payment) dan pembiayaan hijau (green financing); serta strategi kebijakan dalam mendorong digitalisasi untuk pemulihan ekonomi.
Laporan: Redaksi