Jakarta (Indonesia Window) – Gedung-gedung pencakar langit dengan fasilitas paling canggih semakin banyak berdiri di wilayah gurun pasir Arab Saudi yang sedikit demi sedikit menyamarkan gambaran ke-kunoan negara itu dan menguatkan kemutakhirannya.
Namun, Diriyah berbeda. Karena kota tua yang terletak 20 kilometer sebelah barat laut ibu kota Saudi, Riyadh, itu tetap tampil dengan bangunan-bangunan khas Timur Tengah yang terbuat dari batu-batu bata tanah liat yang kokoh.
Meski demikian, daerah yang pernah menjadi ibu kota Arab Saudi itu pun termasuk daerah yang dikembangkan melalui proyek giga bernama “Diriyah Gate” atau Gerbang Diriyah dan dibuka bagi para pengunjung pada 19 November 2019, demikian laporan dari Kantor Berita Saudi Press Agency (SPA) yang dikutip di Jakarta, Selasa.
“Hanya ada satu Diriyah. Hanya tempat ini yang bisa menceritakan kisah rakyat Saudi dan menginspirasi generasi baru untuk berkomitmen dalam visi dinamis masa depan. Saya bangga memimpin tim kelas dunia dalam pengembangan situs bersejarah ini yang ditakdirkan untuk menjadi ikon budaya global dan salah satu tempat berkumpul terbesar di dunia,” ujar Jerry Inzerillo, CEO Otoritas Pengembangan Diriyah Gate.
Menurut dia, otoritas tersebut berencana untuk melakukan terobosan pada Januari 2020 untuk Gerbang Diriyah dengan masyarakat urban tradisional yang merayakan sejarah budaya Arab Saudi yang kaya.
“Diriyah Gate adalah tujuan budaya dan gaya hidup global baru di Riyadh, akan menjadi rumah bagi merek ritel mewah dan gaya hidup serta lebih dari 100 kafe dan restoran,” kata Jerry.
Diriyah Gate yang meliputi daerah seluas tujuh kilometer persegi akan menjadi rumah bagi beragam koleksi museum dan galeri selain beragam pengalaman budaya dan pendidikan.
Lebih dari 20 hotel mewah terkemuka dunia, termasuk Aman Resorts, akan didirikan di tempat bersejarah dan menakjubkan tersebut.
Dengan sirkuit balap Formula-E dan arena sebanyak 15.000 kursi, Diriyah Gate semakin memeriahkan kehidupan di Arab Saudi.
Laporan: Redaksi