Banner

Impor batu bara China April melonjak, dipicu pesanan panik awal Maret

Ilustrasi. Tambang batu bara. (hangela on Pixabay)

Jakarta (Indonesia Window) – Impor batu bara China melonjak 43 persen pada April dibandingkan Maret, didorong oleh pembelian panik atas kekhawatiran gangguan pasokan yang berasal dari invasi Rusia ke Ukraina.

China mengimpor 23,55 juta ton batu bara pada bulan lalu, menurut data dari Administrasi Umum Bea Cukai pada Senin. Angka ini naik dibandingkan dengan 16,42 juta ton pada Maret dan 21,73 juta ton pada April 2021.

Untuk periode Januari-April, China membawa total 75,41 juta ton batu bara, turun 16 persen dari pengiriman pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Batu bara termal Newcastle mencapai rekor tertinggi 440 dolar AS per ton pada awal Maret, didorong oleh kekhawatiran pasokan yang ketat karena negara-negara Barat berjanji untuk menjatuhkan sanksi pada sistem keuangan dan produk energi Rusia setelah menginvasi Ukraina. Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai “operasi militer khusus”.

Karena harga batu bara global tetap tinggi sementara Pemerintah Pusat China memerintahkan para penambang untuk meningkatkan produksi domestik dan membatasi harga lokal, para pedagang China kemudian menghindari kargo laut yang mahal demi sumber-sumber domestik.

Banner

China ingin menghasilkan rekor 12,6 juta ton batu bara setiap hari dan mempertahankan harga batu bara di bawah kontrak berjangka pada 570-770 yuan (sekitar 84,99-114,81 dolar AS) per ton.

Sementara itu, perencana negara pada April mendesak 14 wilayah, termasuk Guangdong, Guangxi dan Zhejiang, yang sebagian besar bergantung pada batu bara impor, untuk menandatangani lebih banyak kontrak berjangka dengan pusat pertambangan utama Shanxi, Shaanxi dan Mongolia Dalam untuk pasokan domestik.

Impor bahan bakar fosil kotor juga dapat terhambat setelah penutupan pabrik-pabrik industri di seluruh China karena merebaknya wabah COVID-19.

Persediaan batu bara di pembangkit listrik utama di sepanjang provinsi pesisir China mencapai sekitar 30 juta ton pada akhir April, dibandingkan dengan tingkat rata-rata sekitar 25 juta ton pada 2016-2021, tunjuk data yang dikumpulkan oleh Wind.

Kementerian keuangan China telah memangkas tarif impor untuk semua jenis batu bara menjadi nol – mulai 1 Mei 2022, hingga 31 Maret 2023 – yang bertujuan untuk memastikan ketahanan energi di tengah melonjaknya harga global, tetapi para pedagang mempertanyakan apakah ini berarti akan menaikkan impor.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan