Bekasi, Jawa Barat (Indonesia Window) – Korban tewas yang dikhawatirkan akibat topan yang melanda Filipina telah meningkat menjadi 31, kata para pejabat pada Sabtu (18/12), hampir tiga kali lipat jumlah hari sebelumnya ketika tim penyelamat mencapai daerah yang rusak dan jalur komunikasi dipulihkan.
Empat orang dipastikan tewas setelah tertimpa pohon tumbang dan 27 orang lainnya tewas akibat Topan Rai, kata badan bencana negara itu dalam sebuah pernyataan.
Rai adalah badai tropis ke -15 dan paling mematikan yang menyerang kepulauan Filipina tahun ini, menyebabkan lebih dari 300.000 orang mengungsi di pusat-pusat evakuasi. Banyak daerah masih mengalami kesulitan listrik pada hari Sabtu (18/12).
Provinsi Cebu dan Bohol yang terkena dampak paling parah mengumumkan keadaan bencana guna mengakses dana bencana dan memberlakukan pembekuan harga barang-barang kebutuhan pokok.
Pada satu titik badai kategori 5, klasifikasi tertinggi, Rai membawa angin 195 kilometer/per jam sebelum mendarat pada hari Kamis (16/12).
Topan Rai, yang secara lokal bernama Odette, menyapu Filipina pada Sabtu sore waktu setempat setelah membuat sembilan pendaratan yang merusak, yang pertama di pulau liburan Siargao.
“Odette sangat kuat. Hampir 95 persen rumah di Pulau Dinagat kehilangan atap,” kata Nilo Demerey, wakil gubernur provinsi Surigao del Norte, kepada stasiun radio lokal.
Pusat-pusat evakuasi yang ditempatkan di gereja-gereja, sekolah-sekolah dan pusat kebugaran juga terkena dampak parah, tambah Demerey.
Sekitar 309.000 orang masih berada di pusat-pusat evakuasi, berdasarkan data dari badan bencana.
Perkebunan jagung dan padi terendam banjir, kata Gubernur Iloilo Arthur Defensor kepada stasiun radio yang sama.
Setiap tahun, sekitar 20 badai tropis melanda Filipina, menyebabkan banjir dan tanah longsor.
Negara Asia Tenggara yang terdiri dari lebih dari 7.600 pulau ini juga rawan gempa.
Sumber: Reuters
Laporan: Raihana Radhwa