Jakarta (Indonesia Window) – Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut bahwa pada 2030-2040 Indonesia diperkirakan mengalami masa bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).
Dengan jumlah populasi yang terus bertambah, namun sumber daya kehidupan yang tidak bisa dipastikan ketersediaannya, bonus demografi yang sebenarnya merupakan keuntungan bisa menjadi beban bagi suatu negara.
Karenanya, pada kunjungan kerja ke Sydney pada 6-7 Oktober 2019, Sri Sultan Hamengkubuwono X berkesempatan bertemu dengan mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Australia dan mengajak mereka menghadapi tantangan bonus demografi tersebut dan menjadikannya sebuah keuntungan.
“Indonesia saat ini memiliki tantangan bagaimana mengubah bonus demografi menjadi sebuah peluang dan keuntungan ekonomi. Saya harapkan mahasiswa Indonesia di Australia dapat berkontribusi dalam mengonversi bonus demografi tersebut menjadi hal yang positif bagi Indonesia,” tutur Sri Sultan yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menurut Sri Sultan, tanpa pendidikan yang layak bonus demografi bisa menjadi beban.
“Karena itu, adik-adik mahasiswa, manfaatkanlah kesempatan menempuh pendidikan di Australia untuk menimbah pengetahuan, keahlian, dan pengalaman sebanyak-banyaknya,” ujar Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Laporan: Redaksi