Jakarta (Indonesia Window) – Taiwan tengah merayakan hari nasional ke-110 yang jatuh pada tanggal 10 Oktober 2021.
Pada saat yang sama, hubungan bilateral antara Taiwan dan Indonesia terus menguat melalui upaya bersama kedua belah pihak, kata Kepala Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO) John Chen dalam pernyataan tertulis yang diterima Senin, dalam memperingati hari nasioal Taiwan yang juga dikenal dengan Double Ten Day.
Taiwan adalah mitra dagang terbesar ke-10 Indonesia dan sumber investasi asing langsung terbesar ke-9 pada tahun 2020, ujar Chen.
“Dalam beberapa tahun terakhir, untuk merestrukturisasi rantai pasokan industri, banyak perusahaan Taiwan yang terkenal secara internasional, termasuk Meiloon Industry, Pegatron Corporation, Kenda Rubber, Walsin Lihwa, dan lainnya, telah mempercepat relokasi mereka dari China ke Indonesia,” tuturnya.
“Karena itu, saya yakin bahwa prospek kerja sama lebih lanjut di berbagai bidang antara Taiwan dan Indonesia penuh dengan potensi besar,” imbuh Chen.
Sejak penerapan New Southbound Policy atau Kebijakan Baru Ke Arah Selatan pada tahun 2016, lanjutnya, Pemerintah Taiwan terus berupaya untuk meningkatkan kerja sama bilateral dalam berbagai aspek dengan Indonesia.
Sampai saat ini, kedua belah pihak telah menandatangani total 20 Nota Kesepahaman dan rencana aksi, yang bertujuan memperkuat kerja sama bilateral di bidang perdagangan dan pembangunan ekonomi, tenaga kerja, pertanian, pengembangan sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan, penerbangan sipil, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Yang membuat kami lebih bersyukur lagi adalah kami melihat hubungan people-to-people antara Taiwan dan Indonesia tumbuh dan semakin dekat karena New Southbound Policy,” ujar Kepala TETO.
Saat ini, lebih dari 300.000 orang Indonesia bekerja, belajar, dan tinggal di Taiwan, menjadikan Taiwan tujuan utama ke-3 di luar negeri bagi diaspora Indonesia.
“Dan saya harus tekankan bahwa orang Indonesia di Taiwan dirawat dengan baik dan menikmati perawatan dan perlindungan yang adil di bawah sistem kesejahteraan sosial dan perawatan medis Taiwan,” terang Chen.
Meski dibayangi pandemik COVID-19, masih ada lebih dari 13.800 pelajar Indonesia yang belajar di Taiwan, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pelajar terbanyak ke-3 di Taiwan.
Berbagai program beasiswa dan pelatihan yang diberikan Taiwan sejalan dengan tujuan kebijakan peningkatan sumber daya manusia yang dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo.
Sementara itu, di bidang pertanian, Taiwan memulai kerja sama dengan Indonesia pada tahun 1976, dengan Taiwan Technical Mission (TTM) telah berada di Indonesia selama lebih dari 45 tahun.
“Dalam 45 tahun terakhir, TTM telah menjadi tuan rumah dan melaksanakan banyak inisiatif pertanian mulai dari budidaya, produksi beras, hortikultura, agribisnis dan koperasi petani di seluruh Indonesia. Semua proyek ini telah mencapai hasil yang nyata dan berkelanjutan, dan telah membawa manfaat yang luar biasa bagi ratusan dan ribuan petani Indonesia,” ujar Chen.
Saat ini, TTM terus melaksanakan proyek inkubator agribisnis di wilayah Bandung (Jawa Barat), proyek pengembangan hortikultura di Karawang (Jawa Barat), dan proyek produksi benih padi berkualitas di Sulawesi Selatan.
Ke depannya, Taiwan juga tertarik untuk berbagi keahlian dan pengalamannya dengan Indonesia dalam mendorong produksi pangan dari segi kualitas dan kuantitas yang lebih baik, guna mengatasi masalah kelangkaan pangan akibat pandemik.
“Izinkan saya menekankan bahwa pandemi COVID-19 dapat menyebabkan dampak sementara pada perjalanan antara Taiwan dan Indonesia, tapi itu tidak dapat menghentikan kita untuk mewujudkan hasrat kita satu sama lain, juga tidak dapat menghalangi kita dari hubungan bilateral yang lebih dekat. Saya percaya bahwa dengan bekerja sama dengan erat, kita akan mengalahkan pandemi,” kata Chen.
Laporan: Redaksi